HARI MINGGU XX SES. PENTAKOSTA
MINGGU, 22 OKTOBER 2017
Renungan Malam
KJ.387 : 1,2-Berdoa
MENJADI PELAKSANA PERDAMAIAN
1 Tawarikh 6:48-53
Tetapi Harun dan anak-anaknya berkewajiban membakar korban di atas mezbah korban bakaran dan di atas mezbah pembakaran ukupan, (ay.49)
Untuk menjadi pelaksana bagi perdamaian terutama didalam tradisi kaum Harun tefmasuk Lewi akan diperhadapkan pada pelbagai situasi yang kadang-kadang menantang mereka sendiri. Sebab apa? Mereka harus menjadi pelaksana-pelaksana yang dipercayai, bukan saja oleh sesama insan tetapi oleh Tuhan Allah sendiri. Karena itu mengapa orang seperti ini sudah harus menjadi orang yang handal, kuat, beriman dan memiliki loyalitas yang tinggi, membakar korban di atas mezbah disertai ukupan adalah bagian dari tugas suci dihadapan Allah. Segala kekuatan fisik dan mental menjadi taruhan karena perjuangannya untuk memperdamaikan umat dengan Tuhan di sorga.
Untuk memperdamaikan umat dengan Tuhan adalah tugas yang sulit. Sebab terlebih-lebih diri sendiri harus suci dan kudus. Berapa besar tantangan yang harus dihadapi jika saja mau mendekati mezbah suci dan mau mendekati Tuhan yang kudus, diri sendiri harus menjadi suci terlebih dahulu sebelum menyucikan orang lain. Memang sejarah pelayan Musa ketika dipilih dan diberi” tugas pelaksanaan misinya dahulu telah berhadapan dengan persoalan-persoalan bagaimana membawa umat dan menjadikan umat selaku umat yang taat dan memperhadapkan mereka dengan hukum-hukum Tuhan, itulah tugas yang tidak kalah penting. Mewajibkan umat mengaku bahwa hanya Tuhan yang menjadi Allah penyelamat yang satu-satunya, dan bagaimana menjauhkan diri dari penyembah-penyembah berhala. Ini semua merupakan proses persiapan dan pematangan tugas suci bagi sem ua orang yang akan menjadi pelaksana perdamaian.
KJ. 387 : 3
Doa : (Bapa sorgawi berilah kami hikmat dan kekuatan dalam menghadapi setiap tantangan demi tantangan dalam tugas pelayan kami untuk mampu memperdamaikan diri kami dengan Engkau)
Source: Sabda Bina Umat