HARI MINGGU XXIII SES. PENTAKOSTA
MINGGU, 12 NOVEMBER 2017
Renungan Malam
GB. 79 : 1-Berdoa
BERILAH DENGAN SUKARELA DAN SEKADAR KEMAMPUAN
Ezra 2:64-70
Boborapa kepala kaum keluarga tatkala datang ke rumah TUHAN yang di Yerusalem, mempersembahkan persembahan sukarela guna pembangunan rumah Allah pada tempatnya semula (ay.68)
Tujuan Israel kembali ke Yerusalem dari pembuangan adalah untuk membangun kembali rumah Allah yang porak-poranda. Demikian juga tembok-tembok yang runtuh. Lebih dari sekadar pembangunan secara fisik, menata ulang kehidupan persekutuan umat Tuhan, juga merupakan hal panting yang harus menjadi perhatian mereka.
Dalam rangka pembangunan dan demi persekutuan, umat yang telah kembali dari pembuangan; melakukan sebuah kewajiban bersama yaitu memberi sumbangan sukarela dari apa yang ada pada mereka. Selain sumbangan, umat yang datang ke rumah Tuhan pun memberi persembahan. Persembahan maupun sumbangan sukarela adalah dalam rangka memenuhi maksud dan tujuan kembalinya mereka dari pembuangan untuk membangun kembali rumah Tuhan. Mereka melakukannya dengan sukarela karena Tuhan sendiri telah melakukannya lebih dulu terhadap mereka. Yang dimaksud adalah Tuhan telah lebih dulu memberikan kebebasan bagi mereka sebagaimana yang mereka harapkan ketika mereka masih dalam hidup pengasingan di tanah Babel. Sukembalinya mereka ke Yerusalem, apa yang mereka berikan dengan sukarela dan sekadar kemampuan adalah bentuk ungkapan syukur kepada Tuhan.
Ungkapan “memberi” dalam penggalan ayat nas Alkitab ini berarti menyerahkan, membagikan atau menyampaikan sesuatu atau menyediakan sesuatu. Sedangkan “persembahan” merupakan pernyataan tentang hubungan umat dengan Allah. Memberi bagi orang Kristen adalah landa sukacita dan syukur melalui persembahan sekadar kemampuan. Artinya kita memberi dari apa yang ada pada kita, bukan dari apa yang bukan punya kita.
Hal paling perlu dihindari terkait dengan persembahan adalah memberi karena terpaksa. Persembahan bukanlah sesuatu yang dipaksukun kopada siapapun, tetapi dengan bercermin dari cerita nas Alkitab ini, yang ditekankan adalah soal tanggungjawab terhadap persekutuan yang dikehendaki Allah harus nyata dalam kehidupan kita. Tanggungjawab itu merupakan wujud iman karena kita sendiri telah menerima banyak sekali berkat. Dengan demikian, persembahan kita harus menjadi sarana persekutuan kasih.
GB. 79 : 2
dDoa : (Tuhan, yang kupersembahkan ini, juga berasal dari-Mu. Terimalah syukur hatiku)
Source: Sabda Bina Umat