HARI MINGGU XXIV SES. PENTAKOSTA
MINGGU, 19 NOVEMBER 2017
Renungan Malam
KJ. 292 : 1 – 2-Berdoa
HUKUM TUHAN, FIRMAN PEMBARUAN
Nehemia 8:10-13
karena sum ua orang menangis ketika mendengar kalimat-kalimat Taurat itu (ay.10)
Di Jepang, orang yang melakukan kesalahan fatal dan memalukan akan menebusnya dengan hara-kiri (bunuh diri dengan pedang). Nam un tidak demikian dengan Israel di hadapan Allah. Israel tidak harus mati atas perbuatan dosa mereka. Mengapa? Mereka baru menyadari bahwa mereka telah melakukan dosa besar dan fatal terhadap Allah. Generasi yang Iahir di pembuangan hanya mengikuti jejak hidup orangtua yang telah tiada.
Dalam bacaan saat ini, Israel mendapat pengampunan Tuhan karena tangisannya. Mereka menangis bukan mengeluarkan airmata buaya tetapi menyesali diri” tidak-tahu apa-apa tentang Hukum Taurat. Karena setelah zaman pemerintahan raja Yosia hingga pembuangan ke Babel, ratusan tahun lamanya nenek moyang Israel mengabaikan Hukum Taurat Tuhan. Israel menangis karena sedih dan menyesali dosa besar dan fatal kepada Tuhan. Mereka menangis dan bertobat untuk memperoleh kesempatan kedua hidup menjadi urnat yang taat kepada Hukum Tuhan Allah. Penyesalan Israel di hadapan Tuhan Allah ditanggapi oleh Nehenwia. Katanya: “Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena Tuhan itulah perlindunganmu” (ayat-11). Israel diminla bersukacita, berpesta iman di hadapan Tuhan atas pengampunan-Nya. Israel harus menunjukkan perubahan hidup yakni Ia-at kepada Hukum Taurat dan mengamalkan kasih. Mereka harus peduli terhadap persaudaraan dan kebersamaan dengan orang miskin.
Jernaal yang kekasih, Tuhan benci airmata buaya. la benci kelicikan. la menghendaki ketulusan batiniah yang berbuahkan kebunnrzan sesuai hukum Tuhan. Orang yang memahami Hukum Tuhan sebagai firman untuk pembaruan, akan menjadi manusia baru yang dikehendaki Tuhan. Tetapi orang yang mengandalkan airmata buayanya mereka akan tetap hidup dalam dosa dan tetap di hawah hukuman-Nya.
KJ.293: 1
Doa : (Tuhan, tolonglah hambaMu untuk hidup menurut kehendak-Mu)
Source: Sabda Bina Umat