MINGGU ADVEN I
SENIN, 4 DESEMBER 2017
Renungan Pagi
GB. 88 : 1 – Berdoa
JANGAN SUAP TUHAN
Maleakhi 1:9-11
…… ..dan Aku tidak berkenan menerima persembahan dari tanganmu (ay. 10b)
Zaman sekarang praktik suap atau pungli menjadi perhatian besar pemerintah Indonesia untuk diberantas. Praktik suap terjadi karena orang tidak mau dipusingkan dengan panjangnya waktu yang dibutuhkan mengurus sesuatu, misalnya KTP atau izin usaha. Pemerintah bertekad memberantas suap dengan memperpendek waktu pengurusan dan ini mendapat dukungan luas dari masyarakat.
Praktik suap ini ternyata juga dilakukan saat manusia berhubungan dengan Tuhan seperti bacaan kita saat ini. Orang-orang Israel yang baru pulang dari pembuangan di Babel memahami persembahan sebagai usaha menyuap Tuhan agar tidak mengungkit dosa yang telah mereka lakukan dan bersedia memenuhi keinginan mereka. Pemahaman ini banyak dipengaruhi oleh pandangan orang Babel yang menganggap persembahan
adalah usaha manusia menyenangkan hati para dewa agar tidak menurunkan hukuman atau bencana. Nabi Maleakhi memberi kritik dengan menyatakan bahwa Tuhan tidak butuh disuap oleh manusia melalui persembahan. Tuhan mengasihi kita bukan karena persembahan yang diberikan, melainkan karena la me-
mang selamanya setia mengasihi kita.
Persoalan ini bukan hanya dialami orang Israel. Kita sering mendengar ada yang memprotes Tuhan dengan kata-kata I “Saya sudah banyak memberikan persembahan untuk Tuhan, tapi mengapa Tuhan tidak mau mengabulkan keinginan saya?” Bacaan ini hendak mengajak kita bersama melihat kembali motivasi atau alasan memberikan persembahan bagi Tuhan.
Apakah persembahan yang kita berikan merupakan bentuk syukur atas anugerah-Nya? Atau hanya sebagai bentuk kewajiban kita saja untuk menyuap Tuhan demi memperoleh apa yang kita inginkan? lngat, Tuhan tidak dapat disuap oleh persembahan kita dan fa bisa menolaknya jika kita memiliki motivasi yang salah di
dalamnya.
GB.88 : 2
Doa : (Ya Tuhan, ujilah persembahan yang kami berikan di hadapan-Mu agar kami semata-mata wujud syukur atas kasih dan berkat-Mu dalam hidug kami)
Source: Sabda Bina Umat