AKHIR TAHUN
MINGGU, 31 DESEMBER 2017
Renungan Pagi
IMAN YANG TETAP HIDUP
Matius 25:1-10
“…gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka…” (ay.4)
Perikop hari ini mengisahkan perumpamaan lima gadis bijaksana dan lima gadis yang bodoh. Adapun tujuan utama dari perumpamaan ini adalah supaya kita semua bersiap sedia dengan berjaga-jaga menghadapi kedatangan Yesus kembali pada akhir jaman, yang tak diketahui dengan pasti kapan tibanya (ayat 13).
Perumpamaan ini menyajikan cerita 5 gadis bijaksana yang melakukan persiapan dengan sungguh-sungguh dalam menyambut kedatangan mempelai laki-laki, dan sebaliknya 5 gadis bodoh ini melakukan persiapan yang asal-asalan alias tidak memadai.
Hari ini adalah hari terakhir tahun 2017 dan dalam hitungan jam, jika Tuhan mengijinkan kita akan memasuki hari yang baru tahun 2018. Sebagai orang beriman tentu saat-saat seperti ini tidak kita maknai sebagai waktu pergantian tahun yang secara rutin kita peringati dengan acara “old n new”, meniup terompet pada pukul 00.00, pesta kembang api atau acara-acara menarik lainnya. Adalah baik dan benar jika kita meneduhkan diri di bawah pokok renungan “sudahkah aku/kami menapaki jalannya waktu anugerah Tuhan dengan benar?”.
Orang beriman akan menjalani hari-hari kehidupan yang Tuhan anugerahkan seperti lima gadis bijaksana melalui persiapan diri yang sungguh-sungguh; tidak asal. Sedangkan lima gadis yang bodoh menunjukkan persiapan mereka yang tidak memadai karena mereka tidak membawa cadangan minyak sebagai tanda keseriusan dan kesungguhan hati menyambut kedatangan Kristus, yang dilambangkan dengan mempelai laki-laki.
Belajar dari perumpamaan di atas, masih ada waktu di penghujung tahun 2017 ini untuk berefleksi atas perjalanan hidup kita: Pertama, apakah kita telah bersungguh-sungguh mempersiapkan diri bersama keluarga dan suadara seiman untuk menyambut kedatangan Tuhan Yesus kembali? Kedua, apakah rohani kita masih “tertidur lelap” dibuai oleh berbagai tawaran kesenangan duniawi? Ketiga, sudahkah kita mawas diri dengan cadangan minyak yang cukup agar iman kita tetap hidup?
Source: Sabda Bina Umat