Minggu I Sesudah Epifania
KAMIS, 11 JANUARI 2018
Renungan Pagi
API KEMULIAAN TUHAN
Keluaran 3:1-14
“tanggalkan kasutmu….sebab tempat di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus” (ay.5)
Musa (=yang ditarik dari air) menjadi gembala ternak milik Yitro, mertuanya. Ia menyeberang padang gurun dan tiba di gunung Horeb. Mazmur 68:16 menyebut gunung Basyan berdampingan dengan Horeb. Gunung Basyan tempat hunian para dewa. Sedangkan Gunung Horeb adalah tempat berdiam Allah Israel di bumi. Tampak olehnya, malaikat Tuhan di dalam nyala api.
Musa memeriksa penglihatan itu, tetapi terdengar suara Tuhan. Rupanya nyala api itu bukan malaikat tetapi Tuhan sendiri. Berarti tempat itu kudus. Musa harus menanggalkan kasutnya. Lalu Tuhan memperkenalkan diri. Sekaligus menyatakan niat-Nya untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Maka Musa diutus untuk menyampaikan berita pembebasan ini. Ia ditugaskan untuk memimpin bangsa itu keluar dari sana. Musa berkeberatan. Ia membayangkan, betapa berat tugas itu. Lagi pula ia merasa takut dengan masa lalu. Waktu itu ia melarikan diri dari istana Firaun dan teman sebangsanya. Tetapi ia kini berhadapan dengan Tuhan yang menggentarkan sekaligus mempesonakan. Tuhan meninggalkan kemuliaan-Nya di surga dan memperlihatkan Diri di dalam Api Kemuliaan-Nya di bumi.
Dalam hubungan ini kita memahami bahwa Tuhan kita mengambil bagian dalam penderitaan dan perjuangan hidup kita. Melalui Yesus Tuhan hadir memberikan contoh bagaimana hidup di dalam kasih yang membebaskan dan membarui hidup. Api Tuhan itu menerangi hidup ini sehingga kita memancarkan kemuliaan-Nya. Hidup kita juga sering terhambat perkembangannya oleh masa lalu ktia yang gelap, tetapi seperti Musa, Tuhan mengembalikan harga diri kita untuk melakukan tugas melayani sesama.
Source: Sabda Bina Umat