Minggu I Sesudah Epifania
RABU, 10 JANUARI 2018
Renungan Malam
TUHAN MENGUBAH HATI UNTUK PERCAYA
Rut 1:15-22
“…bangsamulah bangsaku, Allahmulah Allahku” (ay.16)
Pernyataan Rut adalah satu kepastian iman. Naomi, mertuanya telah memberkatinya. Hal itu sudah cukup baginya untuk menjadi warga suku Yehuda dan bersekutu dengan Allah Israel. Kuasa Tuhanlah yang memeteraikan keyakinan tersebut. Kuasa Rohlah yang mengubah hatinya dan menyerahkan diri kepada Allah Israel. Keyakinan dan penyerahan diri ini yang menjadi modal untuk menjalani masa yang baru. Memang Naomi sebagai seorang janda juga tidak dapat diandalkan.
Keadaan Naomi tatkala memasuki Betlehem membuat masyarakat gempar. Ia menampik ketika disapa dengan Naomi. “Sebutkanlah aku Mara” demikian kata Naomi. Mara artinya pahit. Sebab Allah melakukan banyak kepahitan kepadanya. Dengan tangan yang penuh ia berangkat ke Moab. Tetapi kini Tuhan memulangkan dia dengan tangan yang kosong. Kelihatannya Naomi goncang. Ia hanya memerhatikan apa yang menjadi kerugiannya. Ia membayangkan bagaimana keadaan para janda di Yehuda. Para janda saat itu sangat tidak terlindungi. Mereka mudah dilukai. Para janda digolongkan sebagai orang miskin yang perlu dirawat (Keluaran 22:22, Mazmur 68:5). Tata-aturan Israel memberikan kesempatan kepada orang miskin untuk menuai di ladang saat panen di belakang para penuai. Apa yang disisakan oleh para penuai menjadi milik mereka.
Naomi paham betul peraturan ini. Lalu ia menyuruh Rut memetik gandum di berlakang pada paenuai di ladang Boas. Walau menderita, tetapi keyakinannya telah menempatkan ia menjadi salah satu sosok yang berperan dalam garis keturunan Daud yang kemudian melahirkan Yesus. Karya Tuhan akhirnya melahirkan orang beriman yang walaupun menderita, memilki ketabahan untuk mengubah hidupnya menjadi berkat.
Source: Sabda Bina Umat