Minggu V Sesudah Epifania
Selasa, 6 Februari 2018
Renungan Pagi
ELIA TAAT PADA TUHAN, IA SELAMAT
1 Raja-Raja 17:1-6
“… firman Tuhan kepadanya: “Pergilah dari sini…” Lalu ia pergi…” (ayat 2-5)
Yesus menuntut kesungguhan dari orang-orang yang dipanggil-Nya dan kesediaan untuk memikul salibnya masing-masing. Hal seperti itu tampak dalam kisah dalam bacaan hari ini. Elia berkata (menyampaikan firman Allah) kepada raja Ahab bahwa akan terjadi masa kekeringan selama dua tahun, kecuali jika Elia berkata lain. Rupanya perkataan Elia tersebut telah membangkitkan kemarahan sang raja, sehingga hidup Elia terancam.
Lalu bagaimanakah kelanjutannya? Nabi Elia menerima firman Tuhan agar ia melarikan diri pergi ke arah timur di tepi sungai Kelit di sebelah timur sungai Yordan. Tuhan juga berjanji kepada nabi Elia bahwa di sana dia akan dapat minum dari sungai itu dan Tuhan akan memerintahkan burung-burung gagak untuk memberi dia makan. Elia taat, lalu ia pergi dan ia melakukan sesuai dengan firman Tuhan.
Bagaimanakah kita memahami kisah Elia ini? Kitab 1-2 Samuel dan 1-2 Raja-Raja adalah kitab sejarah deutronomis (sejarah Israel selaku umat Allah yang hidup dalam suatu ikatan perjanjian dengan Tuhan seperti tertulis dalam kitab Ulangan, dan yang ditulis dari sudut pandang kenabian). Isi dari ikatan perjanjian itu ialah: Allah akan menjadi Allah umat-Nya Israel dan bangsa Israel menjadi Umat Allah, dan di dalamnya ada janji berkat dan kutuk. Kitab sejarah deutronomis ini umumnya ditulis pada masa pembuangan Babel. Di Babel-lah Israel merenungkan seluruh masa masa lalunya, kesimpulannya ialah bahwa mereka terbuang, sebab mereka sering tidak setia kepada Tuhan. Mereka telah menduakan Tuhan dengan menyembah dewa Baal, seperti raja Ahab yang dianggap raja yang paling jahat di mata Tuhan. Elia setia memberitakan firman kepada raja, walau hidupnya terancam, tetapi Tuhan setia memelihara dia. Tuhan itu Allah yang setia, karena itu setialah kepada-Nya.
Source: Sabda Bina Umat