Minggu IV Pra Paskah
Kamis, 8 Maret 2018
Renungan pagi
ALLAH YANG MENGAMPUNI
Nehemia 9:16-25
“Tetapi Engkaulah Allah yang sudi mengampuni, yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimbah kasih setia-Nya. Engkau tidak meninggalkan mereka” (ayat 17b)
Nas menyingkapkan betapa umat dengan sadar menolak untuk mematuhi perintah-perintah TUHAN, bertindak angkuh, malah berkeras kepala untuk kembali ke perbudakan di Mesir (ay.16-17a) dan dalam perjalanan menista TUHAN dengan membuat anak lembu tuangan untuk disembah sebagai Allah yang telah menuntun mereka keluar dari Mesir (ay.18).
Terang-terangan sudah mereka menentang TUHAN yang sudah menyelamatkan mereka dari perlakuan semena-mena firaun dan orang Mesir. TUHAN telah menuntun mereka ke Tanah Perjanjian di Kanaan (ay.24-25), di mana mereka mengalami kesejahteraan. Selama perjalanan ke Tanah Perjanjian itu, TUHAN memenuhi kebutuhan hidup mereka (ay.20b dan 21). Dan dengan nyata menghindarkan mereka dari tantangan dan rintangan dengan kehadiran TUHAN dalam tiang awan pada siang hari dan tiang api pada malam hari (ay.19), pula memberi pengajaran kepada mereka melalui Roh-Nya (ay.20a). Dalam menghadapi bangsa-bangsa dalam perjalanan itu, TUHAN membuat mereka mengalahkan bangsa-bangsa itu, sehingga mereka dan keturunannya menduduki tanah bangsa-bangsa itu (ay,22-25) dan menikmati segala kebutuhan hidup yang terdapat di tanah yang diduduki itu. Begitu besar kesabaran dan kasih setia-Nya (ay.14b).
Sikap angkuh dan keras kepala tidak dibalas TUHAN dengan hukuman yang setimpal. Secara pribadi Paulus berkata: ‘janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, lakukanlah apa yang baik bagi semua orang” (Roma 12:17).
Pengakuan Petrus: ‘Engkaulah Mesias, Anak Allah yang hidup!’ (Mat.16:16) adalah landasan keberadaan gereja (Mat. 16:18), bukan diri Petrus, yang namanya berarti ‘batu karang’. Bukankah ia pernah menyangkal Tuhan Yesus (Mat,26:33-35)? Yesuslah dasar Gereja yang ditegaskan oleh Paulus (1 Korintus 3:11). Dialah Juruselamat dunia ‘penuh kasih karunia dan kebenaran’ (Yoh.1:14).
Source: Sabda Bina Umat