Minggu I Pra Paskah
Sabtu, 31 Maret 2018
Renungan Malam
BERANI KELUAR DARI ZONA NYAMAN?
Lukas 23:55-56a
“Dan perempuan-perempuan yang datang bersama-sama dengan Yesus dari Galilea, ikut serta dan mereka melihat kubur itu dan bagaimana mayat-Nya dibaringkan” (ayat 55)
Pada renungan sebelumnya kita memahami bahwa setiap sikap dan tindakan yang kita ambil pasti mengandung risiko dan baik buruknya risiko itu harus kita hadapi. Dalam hal ini kita harus berani keluar dari zona nyaman (comfort zone). Karena biasanya inilah yang lebih suka dipertahankan yaitu situasi di mana kita benar-benar merasa aman, rileks dan puas dengan apa yang saat ini kita rasakan. Kalau sudah dalam situasi seperti ini, alih-alih mau berkorban bila perlu mengorbankan orang lain demi kenyamanan kita. Di sinilah kita telah terperangkan dalam zona nyaman.
Para perempuan yang berusaha melihat di mana tubuh-Nya dibaringkan sepertinya mencoba keluar dari zona nyaman. Mereka berusaha melakukan sesuatu yang berarti dengan menyiapkan rempah-rempah serta minyak urapan. Mereka sebenarnya tidak cukup berani untuk maju ke depan dan berpihak kepada Yesus yang telah mati, karena pemimpin-pemimpin Yahudi telah menimbulkan ketakutan besar bagi para pengikut Yesus. Awalnya memang melihat kematian Yesus dari kejauhan. Namun, apa yang dilakukan oleh perempuan-perempuan ini jauh lebih baik, yaitu mengupayakan penguburan yagn layak. Dibanding dengan para murid yang sembunyi, atau tidak kelihatan batang hidungnya. Jadi perempuan-perempuan yang datang bersama-sama dengan Yesus dari Galilea telah melakukan sesuatu yang berarti di saat-saat terakhir.
Adakalanya kita merasa sendirian dan terjepit untuk menyatakan iman kita kepada Tuhan Yesus, sehingga tidak banyak yang bisa kita lakukan bagi Dia. Misalnya ketika di tengah-tengah lingkungan kerja, sekolah atau kampus, kita minder lalu menyembunyikan identitas kita sebagai pengikut Kristus supaya kita nyaman dan diterima. Namun kita dipanggil untuk keluar dari zona nyaman bahkan sedia berkorban demi kesaksian kita bagi kemuliaan-Nya. Jangan malah menghabiskan waktu bersembunyi dalam kenyamanan. Jadilah seorang yang berani atas keyakinan iman kita kepada Dia.
Source: Sabda Bina Umat