Minggu Paskah
Kamis, 5 April 2018
Renungan Pagi
PEMBARUAN YANG MENGHADIRKAN DAMAI SEJAHTERA
2 Raja-Raja 23 : 1 – 14
Sesudah itu berdirilah raja dekat tiang dan diadakannyalah perjanjian di hadapan TUHAN untuk hidup dengan mengikuti TUHAN, dan tetap menuruti perintah-perintah-Nya, peraturan-peraturan-Nya dan ketetapan-ketetapan-Nya dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa dan untuk menepati perkataan perjanjian yang tertulis dalam kitab itu. Dan seluruh rakyat turut mendukung perjanjian itu. (ay.3)
Yosia adalah anak Amon, cucu Manasye yang baik tahta di usia yang sangat muda, 8 tahun. Ia memerintah selama 31 tahun. Satu hal yang menarik dan menonjol dari Raja Yosia ini adalah ia telah melakukan pembaharuan atau reformasi agama secara menyeluruh. Pada tahun pemerintahannya di tahun ke-8, Yosia meninggalkan agama yang menyimpang yang telah dipelihara oleh ayah dan kakeknya. Di usianya yang ke- 16 tahun Yosia berani menentang raja Asyur dengan menolak penyembahan berhala.
Yosia memerintahkan penghancuran bukit-bukit pengorbanan di seluruh daerah Israel. Yosia memugar kembali Bait Suci, mengum-pulkan kembali gulungan kitab suci serta memberlakukan kembali perayaan Paskah. Apa yang melatarbelakangi Yosia dalam usia muda mampu untuk mereformasi kehidupan peribadahan umat Israel ? Yosia dimampukan Allah untuk melihat lebih dalam lagi. Ia melihat kehancuran semua sisi kehidupan Israel bersumber dari ketidak-mampuan menjaga nilai-nilai spiritualitas yang dikehendaki Allah.
Sebagai orang percaya yang telah ditebus oleh Kristus, kita tidak bisa hanya berubah di dalam konsep pemikiran, tetapi juga seluruh tingkah pola yang tercakup di dalamnya. Godaan kembali ke manusia lama adalah hal yang perlu diwaspadai karena daya tariknya sangat kuat. Itu sebabnya kita perlu membentengi diri dengan pengenalan pada Tuhan yang terus-menerus. Umat Israel diminta hidup menuruti perintah dan melakukan peraturan dan ketetapan Allah dengan segenap hati dan jiwa. Hidup orang percaya adalah perubahan; seseorang yang hidup di bawah kuasa kehidupan manusia lama menuju kehidupan manusia baru sesuai kehendak Allah. Perubahan ini membutuhkan proses yang terus-menerus tiada hentinya. Maukah kita dibentuk-Nya seturut dengan kehendak Allah?
Source: Sabda Bina Umat