Minggu III Sesudah Paskah
Senin, 23 April 2018
Renungan Malam
MENDERITA SEBAGAI KRISTEN
1 Petrus 4 : 12 – 19
“Tetapi, jika ia menderlta sebagal orang Kristen, maka janganlah ia malu” (ay.16a)
Tulisan Petrus, dalam surat I Petrus sangat dipengaruhi oieh kehidupan dan pengajaran Yesus. Diduga, ini terjadi karena Petrus benar-benar mau memberi nasihat yang memberi kekuatan kepada gereja-gereja di lima provinsi di Asia kecil yang sedang mengalami tantangan. Tantangan yang dimaksud adalah penganiayaan yang dilakukan oleh penguasa Romawi. Terhadap tantangan itu Petrus memberi nasihat antara lain: Per-tama, Penderitaan karena iman merupakan bagian dari kehidupan Kristen. Kristus telah menderita, maka penderitaan yang kita alami berada dalam kerangka penderitaan Kristus. Karena itu kita patut bersukacita (ay.13). Kedua, adalah suatu kebahagiaan, kalau kita dinista karena Kristus, karena Roh Allah ada didalam hidup kita (ay.14). Ketiga, Janganlah kita menderita karena melakukan kejahatan (ay.1 5) : hidup tidak jujur, berlaku tidak adil, hidup tidak benar dan tidak bertanggung jawab dan kejahatan lainnya. Ke-empat, Jangan malu kalau menderita sebagai orang Kristen, tetapi hendaklah’,memuliakan Allah (ay.1 6). Dengan demikian, kita memahami ketika mengikut Yesus tidak berarti semuanya beres. Ada orang-orang yang kemudian me-ninggalkan iman karena tidak mengerti tentang penderitaan yang demikian iru. Kita dipanggil bukan hanya untuk percaya, tapi juga untuk menderita karena Dia (Fil 1:21). Melalui penderitaan kehidup-an kristiani kita, diproses oleh Tuhan, supaya menjadi orang-orang Kristen yang tangguh dalam menghadapi tantangan. Tantangan yang kita hadapi ditengah masyarakat semakin nyata, jangan tinggalkan Tuhan, jangan pernah kompromikan iman, dan jangan menyangkal iman. Kemampuan kita menghadapi per-gumulan dan tantangan, tidak berasal dari diri kita, tetapi dalam persekutuan kita dengan Tuhan. Karena itu, kekuatan kita sangat ditentukan oleh cara hidup kita yang selalu bergantung pada Tuhan. Tidak perlu takut, sebab kita tidak sendiri, kita ada bersama Tuhan. “Hendaklah engkau setia sampai akhir, Aku akan mem-berikan kepadamu mahkota kehidupan” (Why 2:10).
Source: Sabda Bina Umat