Minggu V Sesudah Paskah
Jumat, 11 Mei 2018
Renungan Pagi
KEPADA TUHAN AKU BERHARAP
Mazmur 85:9-14
“… Sesungguhnya keselamatan daripada-Nya dekat pada orang-orang yang takut akan Dia” (ayat 10)
Klausner, sejarawan Yahudi mengatakan, “Penyaliban adalah kematian yang paling mengerikan dan jahat yang pernah dirancang oleh manusia.” Ucapannya ini benar, karena proses penyaliban itu begitu menyakitkan dan mengerikan. Tubuh tergantung dalam bentuk V dengan tangan dan kaki dipaku. Saat hendak mengambil nafas ia akan merasakan sakit di kakinya, tubuhnya penat dan pinggangnya akan mengalami sakit yang luar biasa. Korban penyaliban tidak mati karena kehabisan darah, tetapi ia akan mati tercekik saat ia tidak memiliki tenaga sama sekali untuk mengangkat tubuhnya dan mengambil nafas. Yesus mengalami semua itu sampai akhir dan tetap tidak memberontak kepada Allah Bapa.
Kekuatan Yesus ada pada keyakinan pemahaman-Nya tentang Bapa. Yesus percaya bahwa Bapa-Nya tidak pernah merancangkan kecelakaan melainkan damai sejahtera. Memberontak terhadap Allah Bapa karena mengalami penderitaan adalah sebuah tindakan bodoh. Justru ketika menderita, manusia harus semakin percaya dan berharap pada Tuhan. Pemazmur akhirnya menetapkan hatinya untuk percaya kepada Tuhan walaupun belum melihat jalan keluar dari penderitaan ~ dan sangat mungkin seperti Yesus, dia tidak akan pernah lepas dari penderitaan kecuali oleh kematian. Pemazmur menetapkan hati untuk percaya pada Firman Allah dan hidup setia mengasihi Allah. Pemazmur yakin bahwa akhir yang baik dianugerahkan Allah, sehingga yang penting bukanlah kelepasan itu lagi melainkan sikap hati yang tetap setia mengasihi Allah.
Demikian yang diminta dari kita. Sudah cukup kita bergumul dalam doa kepada Tuhan. Sekarang tetapkan hati untuk percaya kepada-Nya dan mengasihi Yesus dengan setia. Jangan ragu dan resah oleh karena permasalahan hidup. Dalam menanti pemulihan Tuhan, mari baktikan diri kita mengasihi Tuhan dengan setia dan melakukan karya yang memuliakan Tuhan.
Source: Sabda Bina Umat