Kamis, 9 Juni 2018
Renungan Pagi
KJ.408 : 1 – Berdoa
JANGAN NARSIS?
2 Raja-Raja 19: 1 – 3
“Segera sesuadah raja Hizkia mendengar itu, dikoyakkannyalah pakaiannya dan diselubunginyalah badannya dengan kain kabung, lalu masuklah ia ke rumah TUHAN” (ay.1)
Tentu kita tidak asing dengna kata “narsis”. Narsisi berarti perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Orang yang narsis sering ditujukan kepada mereka yang mengagumi diri sendiri dan cenderung menonjolkan diri sendiri. Konon, kata narsis berasal kata narcissus, seorang pemuda yang sangat tampan dalam mitologi Yunani. Banyak gadis memuja ketampanannya. Tragisnya, karena narcissus terlaluterpesona dengan wajahnya, ia mengejar bayangannya sendiri di permukaan air lalu mati tenggelam.
Sikap dari raja Hizkia sungguh sangat berbeda! Walaupun Hizkia adalah seorang raja yang memiliki kekuasaan dan kekayaan teteapi ia tidak mengandalkan kekuatan diri sendiri tetapi mengandalkan TUHAN. Raja Hizkia menghadapi keadaan kritis, Sanherib, raja Asyur, telah merebut segala kota berkubu di Yehuda. Bahkan, tentara Asyur telah mengepung Yerusalem. Dalam kesombongannya, juru minuman merendahkan TUHAN dengan mengatakan bahwa TUHAN tidak dapat melepaskan Yerusalem dari tangan Asyur. Dalam keadaan kritis, Hizkia tidak melarikan dan tidak mengandalkan kekuasaannya sendiri. Hizkia datang kepada TUHAN dengan kerendahan hati (2 Raja-Raja 19:1), Hizkia datang ke rumah TUHAN untuk membawa persoalannya.
Persoalan akan selalu mewarnai kehidupan kita, kadangkala permasalahan itu membuat putus asa. Mari belajar dari Hizkia dalam menghadapi permasalahan. Langkah terutama adalah datang kepada TUHAN dengan mengakui kedaulatan dan kekuasan-Nya, mengandalkan-Nya dan tidak menyombongkan apapun yang kita miliki. Tidak ada persoalan yang tidak mungkin dihadapan Allah. Hanya datang dan percayalah pada-Nya.
KJ.408 : 2
Doa : (Tuhan, ajarkanlah kami untuk tidak menyombongkan diri atas segala yang kami miliki. Didiklah kami agar kami mengandalkan kuasa Tuhan dalam segala permasalahan dan tantangan kehidupan ini)
Source: Sabda Bina Umat