SELASA, 26 JUNI 2018
Renungan Malam
GB 223 : 1 -Berdoa
JAWABAN DOA YANG MENGUJI IMAN
Matius 15:25-28
“Kata perempuan itu: ‘Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya‘.” (ay.27)
Apa yang akan kita lakukan jika doa kita kepada Tuhan seakan-akan tidak dijawab bahkan ditolak? Apakah kita pantas marah dan kecewa kepada Tuhan ?
Perempuan Kanaan yang datang berseru untuk kesembuhan anaknya yang kerasukan, menghadapi respon Yesus yang mengagetkan. Ia didiamkan oleh Yesus seakan-akan kehadirannya diabaikan (ay.23). Hal ini tentu sangat menyakitkan. Ketika akhirnya Yesus bersuara, Ia malah menyatakan penolakan terhadap permohonan perempuan tersebut Karena ia diutus bukan untuk perempuan dan kalangan bukan Israel {ay.24).
Meskipun ditolak, perempuan itu justru makin mendekat dan memohon. Jawaban Tuhan pada ay.26, sungguh merupakan penghinaan yang mempermalukan perempuan tersebut di hadapan banyak orang saat itu. Sebenarnya, “anjing” adalah julukan yang telah lama diberikan orang Yahudi kepada orang bukan Yahudi. Perhatikan bagaimana perempuan Kanaan ini tidak marah tetapi justru membenarkan perkataan Yesus (ay. 27), yang kemudian menjadi pembuktian imannya dan memberikan kesembuhan bagi anaknya.
Doa yang bijak dan berbudi adalah doa yang penuh kesabaran dan ketekunan dalam menanti jawaban Tuhan. Ketika doa kita seakan tidak didengar bahkan ditolak oleh Tuhan, kekecewaan bukanlah hak kita. Sebagaimana yang dilakukan perempuan Kanaan, doa yang tidak kunjung terjawab seharusnya menjadikan kita lebih mendekat kepada Tuhan untuk memohon belas kasih-Nya. Keberadaan kita yang seringkali dekat dengan dosa adalah alasan mengapa kita hanya pantas mendapatkan bagian berupa remah-remah. Namun, remah yang kita peroleh adalah remah yang sanggup menjawab doa kita secara luar biasa. Teruslah berdoa dan mendekat kepada Tuhan. Tuhan pasti melihat ketekunan kita dan memberikan jawaban bagi setiap doa kita pada waktu yang telah Ia tentukan.
GB.223 : 2,3
Doa : (Ya Tuhan, berilah pengasihan-Mu lerhadap setiap doa kami)
Source: Sabda Bina Umat