RABU, 18 JULI 2018
Renungan Malam
KJ.401 : 1,3 – Berdoa
KEJATUHAN DAN CIBIRAN
Mazmur 40:12-18
“Biarlah terdiam karena malu mereka yang mengatai aku “Syukur! syukurl (ay.16)
Orang yang mengalami kejatuhan Karena kesalahannya akan merasa malu dalam pergaulan. Kalau sudah malu dan dicibir orang lagi, beban moril menjadi 2x lipat beratnya. Kata peribahasa “Sudah jatuh tertimpa tangga pula”. Itu memang bentuk penghakiman masyarakat, melebihi penghakiman Tuhan.
Daud mengalami cibiran orang sebagai penghakiman masyarakat. Daud sadar bahwa itu merupakan konsekuensi logis menjadi orang yang bersalah. Walaupun berat dan menyakitkan, namun ia tabah menerima semua itu. Baginya, yang penting penghakiman Allah yang adil. Ia tidak mau mengadili mereka yang mencibirnya. Ia baru saja menerima pengampunan dan merasakan damai dari Tuhan. Ia tidak mau terjebak dalam dosa lagi dengan menghakimi mereka yang mencibirnya.
Ia menyerahkan penghakiman masyarakat ke dalam penghakiman Tuhan saja. Ia tahu penghakiman Tuhan itu benar dan adil, biarlah mereka diam dan malu karena pencibirannya. Sikap Daud yang tidak bertindak main hakim sendiri, memberi kesempatan kepada Tuhan untuk menyatakan kebenaran sejati dengan keputusan-Nya. Saudara-saudara kekasih Tuhan, main hakim sendiri tidak menyelesaikan masalah, tetapi semakin memperpanjang masalah. Dan kita harus waspada, sebab apabila main hakim sendiri maka masalahnya bisa terbalik. Artinya, bisa saja yang main hakim sendirilah yang menjadi bersalah. Oleh karena itu hindarilah kebiasaan main hakim sendiri di ruang manapun. Ada yang lebih berhak mengadili perkara kita dengan benar dan adil yaitu Tuhan atau pengadilan.
KJ.401 ; 4
Doa : (Tuhan, Engkaulah hakim segala perkara)
Source: Sabda Bina Umat