RABU, 1 AGUSTUS 2018
Renungan Pagi
KJ.389 : 1 – Berdoa
CARA PIKIR MANUSIA DAN CARA PIKIR TUHAN
Kejadian 21:8-13
“Tetapi keturunan dari hambamu itu juga akan Kubuat menjadi suatu bangsa, karena ia pun anakmu.” (ay.‘13).
Seorang pejabat di sebuah perusahaan memiliki pegawai yang diketahuinya adalah anak mantan gurunya. Karena rasa hormat terhadap mantan gurunya, dia telah berusaha memperlakukan secara baik anak mantan gurunya itu. Alasannya adalah bahwa mantan gurunya itu telah memberikan bekal yang sangat penting baginya dalam menjalani kehidupannya, sehingga ia bisa menduduki jabatan penting di perusahaannya itu. Perlakuan penting ini tidak berarti bahwa pegawai tersebut mendapatkan keistimewaan dari pejabat itu.
Abraham dipusingkan dengan sikap Sara, isterinya yang telah memberikannya dua anak, pertama adalah lsmael anak Hagar, budaknya Sara, dan kedua, lshak anak kandung Sara sendiri. Bagi Abraham keduanya diperlakukan sama, karena berdasarkan tradisi dan budaya, Ismael juga adalah anak Sara, dengan demikian anak isterinya, dan anaknya sendiri. Ketika Sara mulai berpikir bahwa anaknya adalah lshak, anak kandungnya sendiri sementara Ismael
bukan anaknya. Allah berpikir lain. Allah terikat perjanjinya kepada Abraham. Sara bisa mengingkari janjinya ketika ia memberikan Hagar budaknya kepada Abraham, tetapi Allah tidak.
Itulah bedanya manusia dan Allah. Manusia tidak bisa terlepas dari berpikir tentang dirinya sendiri, sedangkan Allah berpikir tentang banyak orang. Allah tidak menyalahkan Sara dengan cara berpikir seperti itu. Hanya cara berpikir Sara tidak bisa menghentikan janji Allah kepada Abraham. Janji Allah kepada Abraham itu bukan janji bagi Abraham secara pribadi, akan tetapi janji kepada manusia pada umumnya melalui Abraham. Disitulah bedanya cara berpikir manusia dengan cara berpikir Allah. Oleh karena itu, ketika manusia selalu berpikir tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi orang lain, itu Ilahi. ‘
KJ.389 : 2
Doa : (Ajari kami selalu berpikir dam bertindak Ilahi, ya Tuhan supaya nama Tuhan dimuliakan melalui hidup kami)
Source: Sabda Bina Umat