SABTU, 18 AGUSTUS 2018
Renungan Malam
KJ.402 : 1,2 – Berdoa
JANGAN EGOIS
Markus 10:35-45
Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, (ay.43)
Tidak ada seorangpun yang bersedia ada di posisi terendah. Bagaimanapun semua ingin dihormati dan dipuja orang. Menjadi rendah berarti tidak diperhitungkan, tidak dihargai. Apapun akan diupaya setiap orang untuk menonjolkan diri, menjadikan diri sebagai pusat (egosentris). Tidak heran, jika karena itu banyak yang menjadi korban dan dikorbankan, termasuk relasi atau hubungan dengan sesama.
Mari bayangkan apa yang ada dibenak Yakobus dan Yohanes ketika mereka meminta posisi startegis untuk‘kelak dapat memerintah bersama Yesus (ay.35,37). Lalu kemudian mari bayangkan reaksi para murid yang lain ketika mendengar permintaan itu (ay.41). Ego keduanya begitu tinggi, tidak memikirkan yang lain, mungkin juga merasa unggul dari yang lain dan atau barangkali mereka berpikir bahwa mereka lebih layak dari yang lain. Pusat permintaan mereka adalah untuk diri sendiri, demi kepentingan diri sendiri. Tentunya hal ini ditentang oleh kesepuluh yang lain. Seakan mereka komplain: “jangan egois, dong…!!“.
Apakah reaksi Yesus. Pada ayat 43-45 menjadi jelas. Berhentilah memikirkan diri sendiri. Berhentilah mengingini sesuatu untuk diri dipuja dan dihormati. Sebaliknya, merendahlah untuk menjangkau orang lain. Jika ingin terkemuka, hendaklah menjadi hamba bagi yang lain. Rubahlah orientasi hidup hanya untuk diri sendiri (egois), tapi mulailah berpikir untuk orang lain. Sebab kata Yesus: “Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang‘(ay.45).
Yesus datang bukan memikirkan apa yang akan Ia terima, tetapi apa yang akan Ia berikan (korbankan nyawa); Ia pun tidak memikirkan tentang apa yang akan mereka lakukan untuk-Nya, tapi apa yang akan dilakukan untuk mereka (melayani). Karena itu, marilah tampil beda, jangan turuti model dunia (ay.42,43). Saatnya kita berhenti berpikir hanya untuk kepuasan diri, kesenangan pribadi.
Senangkanlah Tuhan melalui menyenangkan orang lain.
KJ.402 : 2
Doa : (Tuhan, berilah kami hikmat untuk mengenal kebenaran-Mu)
Source: Sabda Bina Umat