GB 39:1 – Berdoa
PEMBERIANMU BUKAN PENYELESAIAN
Mikha 6:6-8
“…apakah yang dituntut TUHAN dari padamu : selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu‘? (ay.8)
Seorang pengendara sepeda motor secara tidak sengaja menabrak seekor ayam. Pengendara itu berhenti untuk mempertanggung-jawabkannya. Setelah berbicara sebentar dengan si pemilik ayam tersebut, maka pengendara sepeda motor itu mengeluarkan selembar uang berwarna biru untuk mengganti ayam yang tertabrak itu. Masalahnya sudah selesai. Yang tidak diketahui pengendara itu adalah anak pemilik ayam yang masih berumur lima tahun itu mengamuk, karena ayam kesayangannya sudah tidak ada lagi. Sampai malam anak itu masih menangisi ‘sahabat’-nya. Bapak ibunya berpikir untuk membelikan mainan yang diinginkannya yang harganya selembar uang merah.
Kadang-kadang kita berpikir bahwa uang dapat menyelesaikan masalah. Kalaupun tidak cukup dengan uang, masih ada pemberian-pemberian lain yang dapat membantu menyelesaikan masalah. Pola berpikir demikian dimiliki oleh umat Israel. Mereka mengira, persembahan yang diberikan kepada Tuhan dapat menyelesaikan masalah. Jika demikian, alangkah mudahnya menyelesaikan persoalan manusia dengan Tuhan. Cukup dibayar dengan lembaran uang berwarna abu-abu sampai dengan warna merah. Mungkin, cukup dengan memberikan persembahan perangkat yang diperlukan dalam ibadah. Persoalannya adalah bagaimana jika kesalahan itu sangat besar? Apakah persembahan yang melebihi batas kemampuan mereka dapat menyelesaikan masalah?
Tuhan Allah bukan seorang anak kecil yang kadang-kadang bisa dibujuk dengan pemberian. Dalam pemberitaan nabi-nabi, setiap kesalahan yang dilakukan oleh umat-Nya dan juga bangsa-bangsa di sekitarnya akan berlanjut dengan Penghukuman. Pemikiran bahwa memberikan sesuatu dapat menyelesaikan masalah dan kesalahan adalah pemikiran yang dilandasi dengan kesombongan. Ini pemikiran yang sama dengan anggapan bahwa uang dapat membeli segalanya. Berlawanan dengan pemikiran tersebut, justru Tuhan Allah menghendaki kerendahan hati. Dalam kerendahan hati ada kesediaan untuk bertanggung jawab dan kemampuan menjalani tanggung jawab itu.
GB.39:2
Doa : (Tuhan, tuntun kami untuk mengedepankan kerendahan hati dan kesediaan dalam bertanggung jawab menurut kehendak-Mu)
Source: Sabda Bina Umat