HARI MINGGU XXIII SES. PENTAKOSTA
GB.231:1 – Berdoa
HIDUPLAH DALAM PENGENALAN AKAN TUHAN
Yesaya 11:6 – 10
“…seIuruh bumi penuh dengan pengenalan akan Tuhan” (ay.9)
Setiap orang tentu mau hidupnya dipenuhi dengan kedamaian, ketentraman, ketenangan, kenyamanan dan kebaikan. Karenanya cara apapun akan dilakukan untuk mendapatkannya, dan bisa dengan cara yang salah. Padahal yang didapat itu semu sifatnya. Israel di tanah pembuangan hidup dalam penderitaan. Yang pasti umat tidak merasakan damai sejahtera. Hidup tanpa damai sejahtera adalah hal yang sangat menyakitkan: hidup tidak tenang, tidak nyaman, cemas, takut, gelisah, kehilangan kendali diri, dan putus asa. Yesaya menubuatkan kehidupan yang dipenuhi damai sejahtera dan hanya dapat dihadirkan oleh Raja Damai. Damai sejahtera itu tidak dapat dibuat oleh manusia, tetapi anugerahkan oleh Tuhan. Jika damai sejahtera itu ada, maka semua dan segala sesuatu akan dipenuhi dengan kebaikan. Hidup tidak hanya untuk memperjuangkan kepentingan sendiri, tetapi ada orang lain, saling berdampingan, saling menopang, saling memerhatikan dan peduli.
Demikian indah suasana damai sejahtera yang dihadirkan Tuhan dan diperuntukkan bagi umat-Nya.
Yang baik akan terjalin indah, hubungan-hubungan antar manusia terangkai indah. Suami-istri, orangtua dengan anak-anak, sanak keluarga, persekutuan, bahkan masyarakat. Jika damai sejahtera Tuhan karuniakan, maka tidak akan ada lagi orang yang berbuat jahat atau yang berlaku busuk. Yesaya menyaksikan, “Tidak ada yang berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan Tuhan” (ay.9). Dua tabiat cemar, berbuat jahat dan berlaku busuk tidak akan ada, bahkan tidak akan lagi dijumpai umat disetiap sudut bumi. Sebab semua hidup dalam pengenalan akan Tuhan.
Hidup dalam pengenalan akan Tuhan berarti hidup di dalam damai sejahtera Tuhan, dan hanya Tuhan yang dimuliakan oleh manusia dan dunia.
GB. 231 : 4
Doa : (Tuhan tuntunlah kami untuk mengenal Engkau, sehingga hidup kami akan seturut dengan maksud-Mu)
Source: Sabda Bina Umat