TAHUN BARU
GB.207:1,2 – Berdoa
KOMITMEN DALAM KECEMASAN
Mazmur 107:10-22
Biarlah mereka mempersembahkan kurban syukur, dan menceritakan
pakerjaan-pekerjaan-Nya dengan sorak-sorai! (ay.22).
Di kampung Serangkang, Kalimantan Barat, berdiri sebuah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) cabang Yapendik GPIB. Ada tiga orang guru yang mengajar dengan rutin. Gaji mereka beberapa bulan pertama hanyalah Rp.50.000 per bulan. Padahal, jika bekerja sebagai buruh harian di perkebunan kelapa sawit dekat kampung, upah yang akan mereka terima sebesar Rp.70.000 per hari. Komitmen pengabdian dan pelayanan pada diri ketiga guru ini perlahan tertanam baik, sekalipun mereka juga memiliki kecemasan dalam hidupnya. Mereka tetap melayani Tuhan dengan segala keterbatasan fasilitas dan minimnya gaji yang diterima. Komitmen pribadi yang terlahir dalam kecemasan.
Berbicara tentang kecemasan, dalam Mazmur 107 ini terdapat 4 kali pengulangan kata kecemasan oleh pemazmur (ay. 6,13,19,28). Ini menunjukkan betapa dekatnya manusia dengan rasa cemas dalam dirinya. Rasa cemas itu pula yang sering membuatnya gagal melihat kuasa Tuhan maupun kemampuan yang mereka miliki sendiri (10-12). Pemazmur mengatakan pula bahwa Allah menolong mereka dari kecemasannya, ketika mereka berseru-seru kepada Allah. Mereka yang merasakan pertolongan itu bersyukur dengan mempersembahkan korban syukur kepada-Nya serta menceritakan kasih-setia Tuhan kepada orang lain (ay. 21-22).
Ketiga guru PAUD di Serangkang tadi tentu memiliki rasa cemas dalam hidupnya, seperti orang-orang pada umumnya yang cemas akan kebutuhan hidup sehari-hari. Rasa cemas itu berangsur dapat dikelola dengan baik, bahkan hilang, jika anak-anak Tuhan menyadari betapa besarnya kuasa Sang Bapa dalam hidup ini. Dampak dari kesadaran itu adalah hadirnya rasa syukur di hati dan menjelma menjadi komitmen pribadi untuk mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan. Mari, selalu persembahkan diri untuk setia melayani-Nya dalam segala keterbatasan yang kita miliki dan kecemasan yang masih mengitari.
GB.207:4
Doa : (Tuhan, teguhkanlah pikiran dan hati kami untuk selalu mengikuti-Mu, baik pagi, siang maupun malam. Mampukan kami untuk selalu mengabdi pada-Mu dan mempersembahkan yang terbaik bagi-Mu melalui hidup yang Tuhan beri)
Source: Sabda Bina Umat