MINGGU I SESUDAH EPIFANIA
KJ.365c : 1,2 – Berdoa
BERIBADAH DENGAN ROH DAN AKAL BUDI
1 Korintus 14:13-17
Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku juga akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku” (ay.15).
Dua hal penting yang mau ditekankan Paulus di ayat 13-17, yaitu : pertama, orang yang menggunakan bahasa roh harus berdoa supaya kepadanya diberikan juga karunia untuk menafsirkannya. Kata “menafsirkan” harus dipahami dalam arti 1 menyampaikan inti dan makna berita dari bahasa roh yang diucapkan, dalam bahasa yang jelas dan bisa dimengerti sehingga dengan demikian jemaat dibangun. Jika tidak, maka adalah lebih baik jika jemaat berdiam diri (14 : 28);
kedua, Paulus hendak menekankan pentingnya menggunakan roh, dan juga akal budi di saat berdoa, bernyanyi, memuji Tuhan dan mengucap syukur. Jika doa, nyanyian pujian, ucapan syukur yang dilakukan dalam ibadah hanya menggunakan roh, dan mengabaikan penggunaan akal budi, maka ibadah yang dilakukan akan menjadi ibadah yang tidak tertib dan kacau (ay.17).
Sebagian orang Kristen ada yang berpendapat bahwa kegiatan ibadah ritual adalah urusan rohani, bukan urusan akal budi. Paulus mengingatkan bahwa roh, dan juga akal budi harus digunakan ketika kita melaksanakan kegiatan ibadah ritual saat berdoa, bernyanyi, memuji Tuhan dan mengucap syukur. Bahkan ketika kita membaca dan mandengar Firman Tuhan pun kita harus menggunakan akal budi. Mengapa kita juga perlu menggunakan akal budi saat mendengar Firman Tuhan? ingat, bahwa Tuhan menaruh Firman-Nya dalam akal budi umat-Nya (Ibr. 8:10 b). Jika Tuhan menaruh Firman-Nya dalam akal budi kita, niscaya akal budi kita akan diterangi Firman-Nya. Kalau akal budi kita diterangi oleh Firman Tuhan, maka Firman Tuhan itu akan terwujud nyata dalam sikap, dan perilaku hidup kita, sehingga kehidupan kita menjadi berkat bagi sesama.
KJ.365c : 4,5
Doa : (Ya Tuhan, ajar kami menggunakan roh dan juga akal budi kami dalam melaksanakan tugas panggilan dan pengutusan di tengah keluarga, gereja dan masyarakat)
Source: Sabda Bina Umat