MINGGU III SESUDAH EPIFANIA
KJ.436:1 – Berdoa
OBSESI AKAN KEKAYAAN
Yakobus 5:1-3
Kekayaanmu sudah busuk, dan pakaianmu telah dimakan ngengat! (ay 2).
Kekayaan adalah target dari setiap orang. Tidak ada orang yang menginginkan hidup terus dalam kemiskinan. Bahkan, tidak jarang kita temukan orang-orang yang ingin menjadi kaya dengan cara-cara yang tidak benar. Pada umumnya manusia sudah terobsesi dengan kehidupan yang berlimpah dengan harta. Ia seolah-olah yakin bahwa dengan menjadi kaya maka kehidupannya akan menjadi lebih baik.
Tidak hanya itu, tidak jarang juga ada keyakinan bahwa orang yang kaya raya adalah orang yang diberkati oleh Tuhan. Masalah di sini ialah berkat Tuhan tidak selalu adalah harta. Masalah lainnya ialah seorang yang terobsesi dengan kekayaan sesungguhnya tidak lagi meletakkan keyakinan imannya pada Tuhan. Melainkan, pada materi-materi semu yang memberikan kepuasan sesaat.
Bacaan pagi ini memberikan peringatan, tidak hanya kepada orang kaya, tapi juga kepada orang yang terobsesi dengan kekayaan. Bagi orang kaya, kehidupan nampak lebih nyaman dan aman. Mereka seolah-olah tidak memiliki kekhawatiran akan hari esok. Harta benda mereka menjadi semacam jaminan bahwa hari esok akan lebih baik. Keadaan demikian sesungguhnya merupakan suatu kelemahan manusia. Mereka tidak menyadari bahwa harta benda mereka tidak dapat menyelamatkan mereka dari hari yang telah ditentukan oleh Tuhan. Begitu pula dengan orang yang terobsesi dengan kekayaan.
Mereka tidak lagi memikirkan cara-cara yang baik untuk mencapai kekayaan. Segala cara adalah halal bagi mereka. Mereka lupa bahwa waktu bukanlah milik mereka. Waktu adalah milik Tuhan. Waktu yang ia habiskan untuk memikirkan cara bagaimana menjadi kaya justru merupakan waktu-waktu yang ia tidak miliki. Waktu itu terbatas bagi manusia, tetapi tidak terbatas bagi Tunan.
Waktu tidak berpihak pada manusia. ia adalah milik Tuhan. Artinya, Tuhan menentukan waktu-waktu bagi manusia. Kita tidak betul-betul tahu kapan waktu hidup seseorang habis. Hal itu seharusnya membangkitkan kesadaran dalam diri manusia. Jika waktunya terbatas, maka ia harus memakai waktu untuk hal-hal yang lebih esensi. Bukan berarti bahwa manusia tidak harus bekerja, namun berikanlah waktu kita untuk Tuhan. Jika kita memberikan waktu kita yang terbatas untuk Tuhan, maka Tuhan tentu akan memberikan waktunya yang tidak terbatas kepada kita.
KJ.435:2
Doa : (Tuhan, berilah hikmat agar aku hanya bersandar kepada-Mu dan bukan kepada harta benda yang kumiliki)
Source: Sabda Bina Umat