ARTI NAMA ”BUKIT BENUAS”
Penetapan nama BUKIT BENUAS telah melalui proses sayembara yang dilakukan oleh Majelis Jemaat GPIB Bukit Sion sejak bulan Mei 2007 dan ditutup pada tanggal 30 Juni 2007. Mengacu pada berbagai usulan yang masuk dan setelah dikaji berdasar pada tiga aspek yang menjadi acuan penetapan nama yaitu aspek teologis, sosiologis dan historis, maka akhirnya Sidang Majelis Jemaat GPIB Bukit Sion Balikpapan pada tanggal 14 Juli 2007 yang dipimpin oleh Ketua Majelis Jemaat Pendeta Remmy R. Pande-Iroot serta dihadiri juga oleh Sekretaris Umum Majelis Sinode / Pendeta Drs. Jefry Sompotan, S.Th. sepakat memilih dan menetapkan nama BUKIT BENUAS sebagai nama Gedung Gereja dan sekaligus nama Jemaat di Binkot.
Deskripsi “BUKIT BENUAS”
“Benuas” adalah sebutan masyarakat Dayak Punan yang bermukim di hulu sungai Mahakam bagi salah satu jenis kayu istimewa khas Kalimantan Timur. Sebaran pohon Benuas ini hanya terdapat di Kalimantan dan jenis pohon ini dalam dunia perdagangan dikenal dengan nama BANGKIRAI (Shorea laevis).
Nama Benuas yang merupakan sebutan lain dari Bangkirai ini dipilih dengan harapan agar citra atau ciri-ciri yang melekat pada jenis kayu ini dapat menggambarkan jatidiri jemaat yang dilembagakan pada tanggal 31 Oktober 2007 sebagai jemaat GPIB ke 277 dan jemaat yang ke 7 di kota Balikpapan atau yang ke 9 di jajaran Mupel GPIB Kaltim 1.
Kekokohan akar pohon Benuas (Bangkirai) melambangkan kuatnya dasar bersekutunya jemaat sebagai suatu gereja yang menjadi modal dasar dan utama ketika dimulainya proses pembangunan gedung gereja ini. Kualitas kayu yang sangat baik melambangkan daya tahan terhadap berbagai goncangan dan cobaan atau pergumulan yang dialami Majelis Jemaat dan Panitia Pembangunan bersama seluruh warga GPIB Bukit Sion Balikpapan agar dapat melalui seluruh proses pembangunan gedung gereja bahkan sampai dengan pelembagaan jemaat yang jika tidak ditangani dan dihadapi dengan baik maka berpotensi mengganggu persekutuan. Tidak dapat dipungkiri bahwa batapa perjuangan, jerih lelah serta pengorbanan baik waktu, tenaga, pikiran bahkan daya dan dana Panitia Pembangunan bersama seluruh warga GPIB Bukit Sion Balikpapan telah tercurah untuk selesainya bangunan gedung gereja ini.
Citra Pohon Benuas ini beserta rimbunnya daun dan lebarnya tajuk menggambarkan kelimpahan berkat yang diterima bahkan yang akan disalurkan jemaat dalam melaksanakan Tri Tugas Panggilan dan Pengutusan Gereja yang secara khusus melambangkan kepedulian dan komitmen gereja terhadap lingkungan hidup di kota Balikpapan secara khusus dan Provinsi Kalimantan Timur pada umumnya. Diameter yang besar melukiskan jangkauan pelayanan yang akan diberikan oleh jemaat yang baru di tengah-tengah wilayah pengembangan kota Balikpapan. Umur yang panjang merupakan gambaran pengharapan atas janji keselamatan abadi yang disediakan Tuhan Yesus Kepala Gereja.
Sedangkan Kata “Bukit” menggambarkan aspek geografis gedung gereja tsb terhadap lingkungan sekitar yang terletak disekitar kawasan perbukitan. Di samping itu, hal ini juga merupakan simbol yang mengaitkan jemaat ini dengan Jemaat induknya yaitu GPIB Bukit Sion Balikpapan. Pada sisi yang lain dan mengacu pada kategori Bukit yang berposisi di bawah Gunung yang merupakan simbol puncak, maka kata Bukit ini dapat dimaknai dengan suatu tahapan dari suatu proses kerja (upaya) yang belum selesai dan akan dilakukan terus menerus dengan kerja keras guna mencapai Puncak.
Diharapkan nantinya, kandungan makna Benuas tsb perlu diupayakan terus-menerus dan melandasi gerak persekutuan, pelayanan dan kesaksian jemaat GPIB BUKIT BENUAS – Balikpapan.