MINGGU X SES. PENTAKOSTA
♪ GB. 199 : 1, 2, 3 – Berdoa
Kejadian 1 : 24 – 31
Manusia Gambar Allah
Kata seorang bapak kepada anaknya, “Nak, kalau mau tahu dirimu waktu kecil, lihatlah anak-mu ini.” Memang ada kemiripan diwariskan orang tua ke anaknya, mis: fisik (wajah, postur, daya tahan tubuh), karakter, kecerdasan, dls. Ini dapat mengidentifikasi siapa orang tua si anak, dan sebaliknya.
Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Sebutan ini hanya bagi manusia, sehingga manusia lebih mulia daripada makhluk Iain. Namun, karena dosa manusia sebagai gambar (Ibr.tselem), pada “hakekatnya” makhluk yang rapuh, dapat rusak dan binasa. Juga rupa (Ibr.demuth), memiliki sifat yang dapat berubah. Kisah kejatuhan manusia dalam dosa dan kejahatan Kain menjelaskan ini semua (3:1-6; 4:1-8; 6:5; bd. Mzm.51 :7). Generasi ganti generasi, kejahatan, ketidakbenaran hidup manusia semakin bertambah-tambah.
Tuhan Yesus mengatakan bahwa di akhir zaman ini akan terjadi kekerasan, penganiayaan (Mat. 10:16-23). Kita bertanggungjawab menjaga agar kita selalu hidup mencerminkan kemuIiaan-Nya. Hanya hidup dalam Kristus, Gambar dan Rupa Allah sejati itu, natur manusia dipulihkan, karena di dalam Dia kita dilahirkan kembali menjadi ciptaan baru, mengenakan manusia baru (l Kor. 15:45; Rm.8:29). Ini menjadikan kita anak-anak Bapa, ahli waris kerajaan-Nya (Gal.4:7). Sebagai anak dan ahli waris-Nya, gereja harus mampu membimbing para remaja melakukan kehendak-Nya berlaku: jujur, adil, benar, hidup dalam kasih yang semuanya akan menghadirkan damai sejahtera-Nya di bumi. Ini semua kita kerjakan agar melalui kehadiran kita di bumi ini, semua orang akan mengenal Bapa kita di sorga.
♪ KJ. 65 : 1, 2
Doa : (Ya Bapa di sorga, tolong ingatkan kami untuk selalu menjaga natur manusia kami sebagai manusia baru. Biarlah kami anak-anak-Mu selalu mewarisi perilaku yang sesuai kehendak-MU)