MINGGU XIV SES. PENTAKOSTA
♪ KJ.73 : 1, 2 – Berdoa
Amsal 4 : 5 – 6
Kiranya Hikmat Selalu Besertamu
Sebagaimana Daud tiba pada batas akhir usahanya untuk mempersiapkan Salomo membahgun Bait Alläh dan menjadi raja Israel, maka sebagai orang tua dari anak-anak sendiri, kita pun akan tiba pada hal yang sama. Akan tiba saat ketika kita hanya mampu memandang anak-anak dari ‘dalam rumah’ sementara mereka berjuang menjawab tantangan pekerjaan atau studi, memenuhi kebutuhan hidup dan meraih cita-cita. Sebelum saat itu tiba, kita harus memastikan dua hal. Pertama, anak-anak tahu membedakan antara yang baik dan yang jahat dengan segala alasan serta pengertiannya (ay. 4): Kedua, mereka tidak akan pernah meninggalkan Tuhan, Sang sumber hikmat (ay. 5).
Dalam acara adat Batak, salah satu momen yang cukup mengharukan adalah mangulosi. Mangulosi adalah prosesi memberikan kain tenun tradisional (ulos) dengan cara meletakkannya di pundak orang yang dimaksud. Prosesi ini umumnya dilakukan kepadapasangan pengantin atau orang yang mengadakan acara. Yang menarik dari prosesi ini bukan hanya soal ulosnya tetapi doa restu yang disampaikan oleh orang tua (mereka yang dituakan) sebagai pengantarnya. Dalam pengantar itu, ada ucapan syukur (maupun ungkapan turut berduka), kata-kata nasihat, dan penguatan, juga restu serta doa. Pertanyaannya adalah, apakah orang yang diulosi itu dapat senantiasa mengingat setiap kata yang disampaikan kepada mereka? Mungkin tidak, tetapi ulos itu akan selalu menjadi pertanda dan peringatan akan adanya nasihat dan doa restu yang mengiringi langkah hidup selanjutnya.
Kita mungkin bukan orang Batak yang menjiwai makna ulossedemikian rupa. Namun demikian, setiap kali melihat ulos dimanapun, ingatlah bahwa dalam setiap keluarga ada pengajaran bijak yang tidak boleh ditinggalkan bahkan harus dilestarikan supaya hidup kita baik turun temurun.
♪ KJ. 73 ; 3
Doa : (Ya Tuhan, mohon jangan pernah membiarkan kami melanjutkan kerja dan pelayanan tanpa hikmat dari-Mu)