MINGGU XX SES. PENTAKOSTA
♪ GB. 214 : 1 – Berdoa
Ibrani 6 : 17 – 20
Kepastian Keputusan Allah
Ada dua ungkapan menyangkut masa depan pada nas bacaan malam ini. Pertama, ‘mereka yang berhak menerima janji itu’ (17). Kedua, ‘menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita’ (18). ltulah yang berlaku pada diri Abraham atas prakarsa TUHAN. Baik itu menyangkut tanah yang akan dimiliki, keturunan maupun kedudukannya di antara bangsa-bangsa. Walaupun itu baru bersifat bayangan namun ia hidup dalam keyakinan kepastian akan ketetapan TUHAN itu.
Abraham menerima janji Allah tentang kelahiran anak laki-laki baginya. Namun ia harus menanti dengan sabar dan melewati berbagai peristiwa dan rintangan bahkan pencobaan (Kej. 22:12). Untuk itu TUHAN menekankan kembali ‘dengan sumpah’ apa yang dijanjikan-Nya (Kej. 22:15-18). Ini adalah gambaran nubuatan tayangan ke masa depan sebagaimana tertulis dalam Yes. 9:5 ‘Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita.’
Jauh hari nabi telah melihat wujud nyata apa yang dikehendaki dan dijanjikan TUHAN. Padahal peristiwa itu baru terjadi delapan abad kemudian, ketika Anak itu dilahirkan di Betlehem (Mi. 5:1 ; Mat. 2:1-6). Masa penantian itu cukup panjang bagi umat di zaman nabi Yesaya dan sesudahnya. Harapan itu bisa saja redup dan lenyap seperti di zaman raja Herodes. la terkejut ketika orang Majus dari Timur datang membawa kabar tentang kelahiran Anak itu. Lalu diadakanlah penelitian, bahkan pembunuhan anak-anak di Betlehem (Mat.2: 1-18). Walau demikian, kepastian keputusan Allah tetap nyata. Keputusan Allah yaitu ‘perbuatan-perbuatan-Nya yang besar’ terwujud nyata di era Perjanjian Baru. Kini kita memiliki tugas hakiki untuk mewartakannya di zaman modern ini.
♪ GB. 214 : 2, 3
Doa : (Kepastian masa depan hanya ada di tangan-Mu, Tuhan. Biarlah kami melangkah sesuai dengan arahan-Mu, untuk menjadi terang di tengah kegelapan hati nurani)