MINGGU VI SES.EPIFANI
♪KJ. 369a : 1 – Berdoa
1 Yohanes 2 : 22-25
Penyangkalan VS Pengakuan
Pada masa demokrasi dewasa ini orang lebih bebas berpendapat dalam hal berbicara, menulis dan berperilaku. Tentu saja hal ini dapat menciptakan kondisi yang menyenangkan atau meresahkan, tergantung dari motivasi interaksi dalam komunitas seperti keluarga atau jemaat. Menghadapi umat binaannya, rasul Yohanes, tidak bercerita tentang pengaruh demokrasi dengan sifatnya yang bebas, juga tidak mengedepankan otokrasi dengan pengaruh sifatnya yang birokratif. Kepedulian Yohanes adalah memperkuat kepercayaan umat kepada Allah Anak dan Allah Bapa yang esa. Memberi pemahaman agar umat tidak keliru.
Yohanes mengemukakan dua realitas yang diharapkan sanggup memengaruhi masa depan umat. Pertama, orang yang menyangkal kebenaran Yesus adalah Kristus berarti menyangkal Bapa maupun Anak, menyangkal Anak, berarti tidak memiliki Bapa, mereka ini dinamakan antikristus. Kedua, bagi mereka yang mengaku Anak, juga memiliki Bapa, oleh Yohanes ditegaskan bahwa apa yang telah mereka dengar sejak semula, hal itu harus tetap tinggal di dalam mereka, maka mereka tetap tinggal di dalam Anak dan didalam Bapa. Artinya Yohanes tidak saja memberikan semacam label, tetapi status normatif kepada umatnya, tergantung pilihan umat antara yakni bagi umat yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus, dan menyangkal Allah Bapa dan Allah Anak, status mereka adalah antikristus. Bagi mereka tidak tersedia hidup kekal. Sedangkan bagi umat sejati yang mengaku Allah Anak dan memiliki Allah Bapa, merniliki hidup kekal.
Dewasa ini, makin nampak perpindahan dari satu agama ke agama lain secara personal dengan berbagai alasan. Bagi kita persoalannya bukan soal perpindahan agama, tetapi tidak konsekwen dengan imannya. Maka Gereja perlu membina hidup.
♪KJ. 369a : 3
Doa : (Tuhan, saciarilah kami untuk tidak saja mengaku percaya, tetapi juga mewujudkannya dalam hidup kami)