MINGGU II SESUDAH EPIFANIA
KJ.53:1 – Berdoa
YANG TUA JADI TELADAN, YANG MUDA MAU BELAJAR
Ayub 32:1-16
Lalu berbicaralah Elihu bin Barakheel, orang Bus itu: “Aku masih muda dan kamu sudah berurnur tinggi; oleh sebab itu aku malu dan takut mengemukakan pendapatku kepadamu. (ay.6).
Ada sebuah serial animasi dengan judul PADA JAMAN DAHULU yang ditayangkan di salah satu TV swasta. Tayangan ini bertujuan memberi pengajaran kapada anak-anak melalui cerita fabel. Cerita dongeng tersebut disampalkan oleh seorang kakek yang bercerita kapada cucu-cucunya. Pada umumnya berlaku demikian bahwa orang yang lebih tua itulah yang mengajar kepada yang lebih muda, sehingga yang lebih tua selalu dianggap lebih bijaksana darl orang yang lebih muda.
Dalam percakapan Ayub dan sahabat-sahabatnya terjadi hal yang berbeda daripada umumnya. Elihu sebagai yang paling muda diantara Ayub dan tiga sahabat lainnya, menganggap bahwa sebagai yang lebih tua mereka tidak dapat menunjukkan suatu percakapan yang penuh hikmat. Sebenarnya Elihu takut dan malu menyampaikan pendapatnya, namun karena ia merasa tidak memiliki sesuatu hikmat yang diperolehnya, maka ia pun angkat bicara. Tidak saja memberitahukan kepada mereka pikiran mereka, tetapi juga memberitahukan kepada mereka bahwa mereka tidak dapat menjadi teladan baginya.
Pagi ini sebelum memulai aktivitas, kita diingatkan kembali pertama, sebagai orang tua kita bertanggung jawab terhadap perkembangan diri anak-anak kita. Oleh karana itu bagi para orang tua jadikanlah hidup ini teladan bagi anak-anak, baik dalam perkataan, perbuatan dan pikiran kita. Kedua, bagi orang-orang muda, sadarilah bahwa orang yang lebih tua bukanlah manusia sempurna, maka belajarlah dari kebaikan dan juga kesalahan yang dilakukannya demi kebaikan dirimu sendiri. Hal terpenting bagi yang tua dan yang muda adalah hidup dalam kasih, sehingga tercipta situasi yang saling menghargai dan menghormati.
KJ.53 : 2
Doa : (Bimbinglah kami dengan hikmat-Mu, agar kami bijaksana dalam menjalani hidup ini)
Source: Sabda Bina Umat