MINGGU PASKAH
GB.156 : 1 – Berdoa
SEMUA KARENA CINTA
Yohanes 21 :15 – 19
“..apakah engkau mengasihi Aku?” (ay.15)
Sampai tiga kali Tuhan bertanya kepada Petrus, “..apakah engkau mengasihi Aku?” Sama dengan jumlah jawaban Petrus yang menyangkal Tuhan Yesus. Tuhan ingin memeriksa kesungguhan hati Simon Petrus, karena ke dalam tangannya, Tuhan akan menyerahkan tanggung jawab menggembalakan domba-domba-Nya. Tanggung jawab ini sungguh berat sampai dikatakan bahwa pada masa tuanya, Petrus akan diikat tangannya dan dibawa ke tempat yang tidak dikehendakinya.
Petrus termasuk murid yang pemberani. Dia sempat mengadakan perlawanan terhadap prajurit yang mau menangkap Yesus di taman Getsemani. Oleh sebab itu, Tuhan mau memakai keberaniannya itu untuk menggembalakan domba-domba-Nya. Namun, untuk kali ini, Tuhan mau agar Petrus benar-benar menyerahkan diri utuh kepada-Nya. Tuhan mau agar keberanian yang ada pada diri Petrus bukan digunakan untuk memperjuangkan pemikiran dan kepentingannya, melainkan untuk kemuliaan Allah. Untuk itu, butuh kekuatan besar yang ada dalam diri Petrus, yang dapat membuatnya hidup bukan untuk dirinya sendiri. Dan kekuatan itu hanya bisa ditimbulkan oleh kasih atau cinta.
Kasih itulah yang dituntut oleh Tuhan kepada Petrus. Seperti yang dikatakan oleh Firman, “Allah tidak melihat apa yang dilihat oleh manusia, Dia melihat hati. i”Dan cinta itu timbul dari hati. Percuma saja apabila seseorang sudah dilengkapi dengan segala keterampilan dan kekuasaan, tapi tidak punya hati untuk mengerjakan tanggung jawabnya. Ujung-ujungnya akan berantakan atau, kalau tidak, akan ditinggalkannya.
Cinta kepada Yesus adalah yang utama sebagai motivasi dari seseorang untuk menjalani panggilan dan pengutusan dari Allah. Tanpa kasih kepada Yesus, maka seseorang akan rentan putus asa dan patah hati akibat masalah yang dihadapi. Oleh sebab itu, peliharalah cinta tersebut sebagai gairah di dalam hidup ini agar kita setia menjadi alat-Nya yang membawa damai sejahtera.
GB.156 : 2
Doa : (Ya Tuhan, bimbinglah kami agar mengasihi-Mu senantiasa)
Source: Sabda Bina Umat