JUMAT, 5 JANUARI 2018
Renungan Malam
KETAATAN KEPADA ALLAH HARUS LAHIR DARI HATI
Kejadian 2:15-17
“Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: “Semua pohon dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan…” (ay.16-17)
Di bacaan pagi kita diingatkan pemberian larangan untuk ditaati Adam. Adam sebelum jatuh dalam dosa, mempunyai hubungan yang baik dengan Allah. Allah menempatkannya di taman itu (ayat 15) dan diberikan tanggung jawab untuk bekerja di bawah pengarahan Allah dalam memelihara ciptaan-Nya yang lain. Namun hubungan harmonis di antara Allah dengan manusia ini rusak karena Adam dan Hawa tidak taat (Kej. 3:6, 14-19). Adam diingatkan bahwa ia akan mati jika melanggar kehendak Allah dan memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat (ayat 17). Ancaman kematian ini harus diterima dengan iman berdasarkan firman Allah karena Adam belum melihat kematian manusia.
Sama halnya dengan Adam, dalam kehidupan kita saat ini Allah juga memberikan ujian moral. Perintah itu menempatkan kita di hadapan suatu pilihan tegas untuk percaya atau tidak percaya, untuk taat atau tidak taat kepada perintah dan kehendak Allah. Banyak contoh dalam Alkitab yang memperlihatkan akibat dari sikap yang tidak taat pada perintah Allah. Adam harus keluar dari taman Eden. Contoh lain Saul yang tidak mengindahkan perintah Allah yang disampaikan Samuel kepadanya. Akibatnya ia tidak menjadi raja lagi (1 Samuel 13:13-1). Jadi selama kita memercayai firman Allah dan taat maka kita akan memiliki hidup kekal dan hubungan yang bahagia dengan Allah.
Ketaatan kepada Allah harus lahir dari sikap hati yang benar. Allah menghendaki anak-anak-Nya menaati-Nya dan mengasihi-Nya dengan segenap hati, jiwa dan akal budi dan dengan segenap kekuatan (Markus 12:30). Allah menginginkan orang percaya dengan kehendak bebasnya memutuskan “dengan segenap hati” untuk taat kepada-Nya.
Source: Sabda Bina Umat