Minggu IV Sesudah Epifania
Kamis, 1 Februari 2018
Renungan Malam
GEREJA/JEMAAT YANG MENJADI BERKAT
Kisah Para Rasul 2:43-47
“Dan mereka disukai semua orang dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan” (ayat 47)
Penjelasan ayat 47, ada dua hal yang terjadi: pertama, sambil memuji Allah dan mereka disukai semua orang. Kedua, tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan. Kata disukai tidak hanya berarti senang dan baik, tetapi juga tanda penerimaan atas keterbukaan diri umat yang bersekutu. Hal itu tidak datang dengan sendirinya, tetapi sebagai buah/akibat dari ketekunan dalam mendengar pengajaran para rasul serta menyaksikan mujizat dan tanda. Artinya umat diyakinkan, kuasa Yesus yang mempersatukan itu berbuah amat meyakinkan dalam diri umat sehingga persekutuan dapat menyaksikan kemurahan Tuhan dengan sedia dan mau berbagi terhadap sesama. Kalimat “..segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama” bermakna luar biasa.
Bagaimana mungkin itu bisa terjadi? Jawabannya ada pada ayat 46, bahwa dengan dasar pengajaran para rasul tentang Yesus yang Mahakasih, beribadah di Bait Allah, memecahkan roti (perjamuan kudus) di rumah secara bergilir dan makan bersama dengan gembira dan dengan tulus hati, menandai keterbukaan diri dari keakuan/egoisme atau keluar dari zona aman. Persekutuan umat yang hidup dalam kebersamaan satu keluarga, sebagaimana disebutkan di akhir ayat 46, dengan tulus dan gembira, sungguh-sungguh memberi kita pelajaran, bahwa tidak ada orang yang merasa dirugikan atau malah diuntungkan. Tulus artinya rela dan ikhlas, sekaligus gembira yang artinya tidak ada orang yang bersungut-sungut karena merasa tidak adil (lihat dan bandingkan isi psl. 4:34-37).
Persekutuan model jemaat mula-mula itu, bukanlah mimpi atau harapan di langit, tetapi kenyataan yang secara faktual harus dimengerti sebagai upaya kita bergereja/berjemaat sekarang ini. Tuhan menghendaki umat-Nya terbuka, membangun solidaritas kebersamaan juga peduli dengan sesama dan menjadi berkat bagi dunia, sebagaimana isi nyanyian GB 345:1, 2, 3.
Source: Sabda Bina Umat