Minggu V Pra Paskah
Kamis, 1 Maret 2018
Renungan Malam
TUNDA
2 Petrus 3:9-13
“Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat” (ayat 9)
Hal yang paling tidak menyenangkan di bandar udara adalah “delay” penundaan keberangkatan pesawat yang akan ditumpangi, apalagi jika waktunya tidak pasti. Selain lama dan bosan menunggu, dampaknya juga besar terhadap perubahan jadwal kegiatan dan kepentingan lainnya. Namun, bila alasan penundaan demi keselamatan, khususnya karena faktor cuaca, mau tidak mau harus kita terima. Surat Petrus berbicara tentang penundaan kedatangan Kristus kembali atau Parousia. Para pengajar sesat mengejek orang Kristen: “Tuhan mengalami masalah, sehingga terlambat menggenapi janji-Nya” (9). Untuknya, Ia mengutus para rasul, dan semua orang percaya untuk memberitakan Injil kerajaan ke seluruh dunia (bnd. Mat. 24:14). Barangsiapa yang menolak kasih karunia Allah akan binasa.
Hal kedatangan Tuhan akan seperti pencuri. Tidak ada yang dapat mengetahui dan menduga kapan terjadi. Fenomena alam yang menyertai parousia menggambarkan kehancuran yang mengerikan. Gemuruh, dan gelegar kehancuran benda-benda langit yang terbakar, panas yang dahsyat menghanguskan dan melumerkan semua yang ada di bumi (10-12). Tidak ada teknologi mutakhir dapat menahan panas itu. Satu-satunya cara menghadapinya ialah menjalani hidup kudus yang sudah ditebus Tuhan Yesus. Ayo segera tinggalkan kebiasaan buruk, ubah karakter tidak baik, lepaskan diri dari ikatan dosa. Mari, lakukan semuanya dengan kuasa dan tuntunan Roh Kudus. Sementara hari penghakiman ditunda, maka bergegaslah hidup kudus.
Source: Sabda Bina Umat