Minggu I Sesudah Epifania
KAMIS, 11 JANUARI 2018
Renungan Malam
TUHAN MENGACUNGKAN TANGAN
Keluaran 3:15-22
“Tetapi Aku akan mengacungkan tangan-Ku… sesudah itu ia akan membiarkan kamu pergi.” (ay.20)
Tuhan sungguh sangat gusar. Lalu Ia mengacungkan tangan. Itu tanda hati Tuhan tertusuk oleh derita umat. Kalau sebelumnya Ia menunjukkan kekuatan-Nya dengan api di semak, kini Ia mengepal tangan-Nya. Itu tanda awas!! Ia sendiri turun tangan untuk memerangi ketidak-adilan, perbudakan dan penderitaan. Tindakan Tuhan ini merupakan peringatan kepada siapa saja yang berlaku tidak adil dan menindas sesamanya.
Kepalan tangan Tuhan ini menjadi peringatan kepada para penguasa agar tidak bersukaria di atas penderitaan sesama. Tetapi sebenarnya kepalan tangan Tuhan ini diarahkan juga kepada Musa agar ia tidak terus berkeberatan melakukan tugas pengutusan dari Tuhan. Empat kali Musa berkeberatan untuk menerima tugas dari Tuhan (ayat 11, 13, 4:1, 10, 13). Tuhan sungguh sabar untuk meyakinkan Musa. Tuhan menyadari bahwa Musa tidak mudah memimpin umat yang sudah hidup bertahun-tahun dengan mental budak di Mesir. Sesungguhnya umat ini sering bersungut-sungut. Hal itu juga yang akan menyulitkan Musa di dalam tugas.
Sebagai gereja dan pengikut Kristus, kita mendapat tugas yang sama yaitu melaksanakan pembebasan bagi sesama yang tertindas. Melayani orang yang tertindas memang dihadang berbagai hambatan. Terutama dari mereka yang menjadikan orang miskin sebagai obyek keuntungan. Selain itu, perbudakan dapat mengakibatkan kesenjangan di dalam masyarakat. Cara Yesus menlayani dengan memberikan nyawa-Nya bagi duni a ini, memacu kita untuk melaksanakan tugas membebaskan sesama yang menderita. Gereja dan keluarga kita harus melakukan tugas itu juga.
Source: Sabda Bina Umat