KJ.454 : 1 – Berdoa
KEKUATAN DOA YANG MENOPANG HARAPAN
Roma 15 : 30 – 33
“…demi Kristus Tuhan kita, dan demi kasih Roh…” (ay.30)
Salah satu kekuatan hidup bersekutu adalah umat yang saling mendoakan satu dengan yang lainnya. Paulus sungguh merasakan hal itu. Di saat-saat rapuh dan gelisah, ia tidak merasa malu meminta saudara sepersekutuan berdoa bagi dirinya untuk 3 hal. Pertama, agar dipelihara dari orang-orang tidak taat di Yudea. Kedua, agar pelayanan mengantar bantuan ke Yerusalem disambut baik dan ketiga mendapatkan kesegaran berjumpa dengan jemaat Kristen di Roma. Perasaaan bahwa dirinya tidak berjuang sendiri, sangat menguatkan dan meneguhkan Paulus. Doa-doa yang dinaikkan memberi topangan yang membuat dirinya dimampukan melanjutkan perjalanan misi yang diharapkan dapat membawanya sampai Spanyol.
Perjumpaan melalui nyanyian bersama doa-doa serta percakapan berbagi pengalaman iman tentang apa yang telah Kristus lakukan dalam hidup pribadi – menjadi seperti “darah” yang menghidupi persekutuan jemaat. Rasa diterima, didengar dan dipahami dapat memberi pemulihan batin serta menyegarkan jiwa yang letih diterpa berbagai masalah. Itulah makan terdalam hidup bersekutu, mengelola kerapuhan bersama dalam intimitas yang saling menerima dan meneguhkan. Kerapuhan dan kekurangan diri bisa diterima dengan terbuka, termasuk beban masa lalu yang dipahami tak mungkin bisa dikoreksi sembari tetap berupaya tak jatuh dari tempat yang sama. Perbedaan diakui, kekurangan diterima dan dipahami sebagai kekuatan dan potensi diri berlomba yang diberi ruang bagi kemajuan bersama. Bila hal itu terwujud, maka terjadilah seperti yang tertulis Maz.133:3b. “Kesanalah Tuhan memerintahkan berkat, kehidupan untuk selamanya.” Tidakkah kita rindu hal itu terjadi dan dialami di hidup bersama di jemaat kita?
KJ.454:4
Doa : (Mampukan kami menjaga dan merawat hidup persekutuan, agar damai dan sejuk memenuhi hati kami, dan berkat dari-Mu bisa diteruskan kepada siapa saja)
Source: Sabda Bina Umat