MINGGU XIX SES. PENTAKOSTA
♪KJ 13 : 1,2
Hosea 11 : 8 – 9
Tuhan, Bapa Mahakasih
Bayangkanlah, jika seorang bapa tahu bahwa anaknya dihukum berat, karena dia melakukan kejahatan, padahal sebagai ayah, dia telah memelihara dan mendidik dengan baik. Pasti hatinya hancur, bukan? Ketika bangsa Israel berdosa dan berlaku tidak setia kepada Tuhan, mereka akan dihukum. Bagaimanakah sikap Tuhan? Di satu sisi Tuhan menyatakan “Israel telah menolak yang baik, maka biarlah musuh mengejar dia!” (pasal 8:3). Lewat ungkapan ini Tuhan mau menyatakan bahwa Israel dihukum akibat kesalahannya sendiri. Israel dihukum, sebab harus bertanggungjawab atas perbuatannya sendiri.
Dalam bacaan ini reaksi Tuhan atas hukuman yang akan menimpa umat Israel berbeda dengan yang disebut di atas. Di sini Tuhan justru menyatakan tidak akan membiarkan umat-Nya, dan menyerahkan mereka seperti Adma dan Zeboim (dua kota yang ikut hancur ketika Ia menghukum Sodom dan Gomora, lihat Ul 29:23). Hati Tuhan berbalik, belas kasihan-Nya bangkit serentak. Tuhan akan membatalkan murka-Nya, dan tidak akan membinasakan Israel kembali. Mengapa? “Sebab Aku ini Allah dan bukan manusia, yang Kudus di tengah-tengahmu, dan Aku tidak datang untuk menghanguskan” (ay 9b). Ini menyatakan, bahwa Ia adalah Tuhan yang mengasihi seluruh ciptaan-Nya. Ia kudus, karena Dialah satu-satunya dan yang tidak bisa diduakan, yang datang untuk membangun.
Di sini Hosea menyampaikan ungkapan klimaks tentang kasih Allah. Ia menderita karena ulah “anak-Nya”, Israel yang bebal itu. Kasih Tuhan begitu besar atas dunia ini (Yoh 3:16). Karena itu, berbahagialah orang yang percaya, berharap, dan tetap setia kepada-Nya. Jadi kehedaknya gereja melakukan pelayanan gereja/jemaat sebaiknya adalah pelayanan yang melaluinya orang yang dilayani mengalami kasih Allah yang besar itu.
♪KJ.13 : 3,4
Doa : (Tuhan Yesus, yang mahakasih mohon ampunilah dosa kami)