KAMIS PUTIH
KJ.417:1 – Berdoa
PERASAAN VS IMAN
Matius 26:36-46
“Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah disini dan berjaga-jagalah dengan Aku” (ay.38).
Pernahkah kita merasa takut yang luar biasa ketika menghadapi pergumulan? Sering orang tidak memahami rasa takut kita yang sendirian bergumul dalam kepedihan. Apa yang dapat dilakukan dalam keadaan demikian?
Sisi kemanusiaan Yesus diceritakan oleh penulis injil Matius.. Gambaran kemanusiaan Yesus yang akan mengalami kematian : kesedihan dan ketakutan serta penyerahan diri kepada Allah. Secara manusiawi, wajar jika Yesus mengalami rasa takut dan sedih. Meskipun Yesus ditemani oleh Petrus dan Yakobus namun Matius memberikan gambaran tentang perasaan takut dan sedih Yesus yang sangat mendalam dan tidak dirasakan oleh Petrus dan Yakobus. Ungkapan Yesus: “Hatiku sangat sedih, seperti mau mati rasanya” bukanlah ungkapan putus asa, melainkan sebuah kesedihan karena kematian yang semakin mendekat. Ditengah kesedihan tersebut, Yesus tetap berpegang dan percaya pada Allah. Kematian Yesus menggambarkan penderitaan seorang hamba Tuhan. Di tengah penyerahan diri, Yesus merasa takut dan sedih dan hanya satu yang diinginkan, berbicara dengan Bapa-Nya.
Meskipun para murid membiarkan Yesus bergumul sendirian dan tidak mendampingi Yesus yang meminta mereka berjaga-jaga. Yang terjadi, mereka memilih untuk tidur nyenyak. Yesus tidak mendapatkan dukungan apa pun dari murid-murid-Nya. Yesus mengetahui bahwa kematian-Nya sudah dekat. Yesus menerima nasib-Nya bukan dengan pasif tetapi dengan aktif. Bangunlah,, marilah kita pergi!” Yesus bangun dan menyongsong kematian-Nya.
Keberadaan Yesus merupakan gambaran tentang manusia yang takut karena sendirian. Yesus memberikan contoh yang positif dengan cara aktif menerima keadaan. Orang yang percaya pada Tuhan, ia aktif dan terus berjuang untuk bangkit dari rasa takut dan sedih. Hidupnya tidak didominasi perasaan tetapi oleh iman kepada Allah yang hidup.
KJ. 417 : 2
Doa : (Tuhan, ajarlah kami untuk belajar lebih percaya dibanding percaya pada porasaan hati kami)
Source: Sabda Bina Umat