Minggu II Sesudah Epifania
Kamis, 18 Januari 2018
Renungan Pagi
TIDAK ADA YANG MUSTAHIL BAGI TUHAN
Yohanes 6:1-15
“Maka merekapun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan.” (ay.13)
Banyak orang yang mengikuti Yesus, karena mereka melihat banyak mujizat yang dilakukan-Nya dan mau mendengar apa yang Tuhan mau katakan. Lama mereka bersama-sama dengan Yesus dan melihat orang banyak itu tergeraklah hati Yesus bahwa mereka semua tentu lapar. Mereka perlu makan. Persoalannya adalah apakah ada makanan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan banyak orang? Ada lima ribu orang laki-laki, belum termasuk perempuan dan anak-anak. Yesus belum melihat bahwa ada orang yang mengeluarkan perbekalan mereka. Bahkan Filipus salah seorang murid Yesus pun tidak percaya bahwa apa yang ada pada mereka (perbekalan mereka) dapat mencukupkan semua yang ada pada saat itu. Filipus berkata, “Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja”.
Mujizat Yesus memberi makan lima ribu orang sesungguhnya bukan persoalan jasmani, hal yang jauh lebih mendalam adalah Yesus mau menyentuh hati dan mengubah hati seseorang serta menggerakkan hati untuk tidak hanya melihat kepada diri sendiri tetapi melihat kepada orang lain. Yesus menyentuh hati setiap orang, khususnya orang dewasa, untuk memiliki hati yang peduli terhadap orang lain. Hati yang mementingkan diri sendiri diubah Yesus menjadi hati yang mau peduli terhadap orang lain. Perhatikan bahwa yang mula-mula memberi makanannya untuk dinikmati bersama adalah anak-anak. Anak-anak diberi bekal oleh orang tua untuk kelengkapan mereka di perjalanan. Untuk memberi pelajaran kepada orang dewasa dan menggerakkan hati mereka Tuhan memakai anak-anak sebagai contoh apa arti peduli dan berbagi dengan orang lain. Sehingga semua mengeluarkan perbekalan mereka. Dan semua berbagi, semua mendapat bagian.
Source: Sabda Bina Umat