GB 12:1 – Berdoa
“APALAH KITA INI….”
Yehezkiel 28:1-10
“Apakah engkau masih akan mengatakan di hadapan pembunuhmu: Aku adalah Allah!?” (ay.9).
Bila mendengar tentang Tirus dan rajanya, jangan sampai anda membayangkan sebuah kerajaan yang terbentang luas dengan istana megah luar biasa yang ditempati oleh raja-rajanya. Anda tidak perlu membayangkan seperti itu. Kenyataannya, Tirus adalah nama sebuah kota yang berada di tepi pantai Laut Tengah. Dengan wilayahnya yang kecil, apalah arti Tirus di hadapan kekuasan Babel‘?
Yang membuat Tirus patut diperhitungkan adalah letaknya yang strategis secara ekonomi, berada di jalur dagang lewat laut. Selain itu Tirus dan kota-kota sekitarnya berada di lahan yang subur. Raja Salomo sendiri mendatangkan kayu dari pohon-pohon aras terbaik di Tirus untuk pembangunan Bait Allah. Walaupun demikian, tidak ada alasan bagi raja Tirus menyombongkan diri, bahkan menganggap diri sebagai allah. Apalah arti dirinya di hadapan Tuhan, Allah yang sesungguhnya.
Melalui Yehezkiel, Tuhan menyampaikan keputusan-Nya untuk menghancurkan Tirus dan rajanya hingga binasa. Ketika penghukuman itu terjadi, raja Tirus akan merasakan sendiri bahwa kesombongannya itu tidak berarti apa-apa. Kekuasaannya tidak ada artinya di hadapan Tuhan Allah. “Engkau diturunkannya ke lobang kubur, engkau mati seperti orang yang mati terbunuh di tengah lautan” (ay.8). Tengah lautan? Jadi, apalah kemegahannya ketika ia mati.
Hal-hal yang kita miliki sebagai kelebihan bukan alasan bagi
kita untuk menyombongkan diri dan menganggap orang lain rendah. Bakat dan kemampuan kita akan berganti kelumpuhan yang tidak bisa dimanfaatkan. Sekalipun ada kepandaian di satu sisi, tetap saja ada kebodohan di sisi yang lain. Harta kekayaan dapat berubah menjadi tumpukan hutang. Biarlah kita menjadi anak-anak manusia yang kecil dan rendah di hadapan Tuhan. Hai, apalah kita ini di hadapan Tuhan!
GB.12:2
Doa : (Tuhan, apalah kami ini di hadapan kemahakuasaan dan hikmat-Mu)
Source: Sabda Bina Umat