Kamis, 24 Mei 2018
Renungan Malam
KJ 38 : 1 – Berdoa
EMPATI, TAK CUKUP SIMPATI
Nehemia 5 : 1-13
“… Tetapi kamu ini justru menjual saudara-saudaramu, …” (ayat 8)
Pada suatu hari pernah terjadi kecelakaan tunggal dan melibatkan seorang bapak tua yang sedang membawa barang belanjaan untuk dagangan warungnya. Saat kejadian itu terjadi, banyak orang yang lalu lalang melintasinya, namun mereka hanya berdecak seakan peduli terhadap apa yang terjadi dan mengatakan “kasihan ya bapak itu”. Akan tetapi tidak ada tindakan apapun yang mereka lakukan untuk menolong bapak itu, sedangkan sebenarnya yang sangat dibutuhkan bapak itu adalah tindakan nyata, yaitu pertolongan atas keadaannya. Barulah ketika kerabatnya melintas, bapak itu tertolong. dalam hal ini, ternyata tidak sedikit orang yang masih bermasalah dengan masalah simpati dan empati.
Di dalam pekerjaan yang sedang dilakukan oleh Nehemia dan bangsanya, ternyata ada perbuatan jahat yang dilakukan oleh para penguasa. Mereka menjadikan rakyat sebagai sumber untuk mengumpulkan keuntungan pribadi. Rakyat mengeluh dan keluhan itu sampai kepada Nehemia. Menyikapi hal tersebut, Nehemia mengadakan sebuah pertemuan besar dan menegaskan bahwa hal tersebut tidak boleh terjadi lagi. Nehemia dengan tindakannya nyata memberikan perhatian dan pertolongannya kepada rakyat Israel.
Di dalam hubungan atau interaksi dengan orang lain, seringkali kita diperhadapkan dengan masalah simpati dan empati. Simpati hanya sebatas mengucapkan, sedangkan empati lebih mengutamakan tindakan di dalam merespon masalah orang lain. Melalui apa yang telah dilakukan oleh Nehemia, kita diajar dan diajak untuk dapat lebih mengutamakan sikap empati terhadap orang lain yang membutuhkan pertolongan. Empati merupakan wujud nyata kasih kita kepada sesama. Sebagaimana juga Yesus menunjukkan empati-Nya terhadap dunia yang penuh dengan dosa, demikian juga kita dipanggil untuk berempati terhadap sesama.
KJ 38 : 2,3
Doa : (Ajari kami ya Tuhan, agar kami selalu memiliki sikap empati terhadap mereka yang membutuhkan pertolongan kami).
Source: Sabda Bina Umat