Minggu III Sesudah Paskah
Kamis, 26 April 2018
Renungan Malam
BERPEGANG PADA PENGHARAPAN
lbrani 10 : 23 – 25
“Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab ia, yang menjanjikannya setia” (ay. 23)
Dengan terbukanya jalan baru, jalan keselamatan tidak berarti bahwa semuanya menjadi beres. Manusia hanya berpangku tangan saja. Tidak sama sekali manusia harus terus berjuang. Kalau se-belum ada jaian baru, manusia berjuang dan berjuang dengan usahanya sebagai manusia untuk mendapatkan keselamatan, karena keselarnatan yang telah ia terima dalam Yesus. Perjuangan di jalan yang baru adalah sebuah perjuangan yang diletakkan dalam kerangka iman kepada Yesus. Pertanyaannya sekarang, bagairnana perjuangan itu harus dilakukan? Penulis surat Ibrani menunjukkan beberapa hal penting melalui perikop bacaan kita: 1) teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan(23a). Pengharapan yang dimaksudkan ada-lah tentang keselamatan di waktu yang akan datang (bnd. ayat 25, yang menyebut “hari Tuhan”). Dalam perjuangan itu dibutuhkan ketekunan. Tanpa ketekunan tidak mungkin kita mendapatkan apa yang kita harapkan. Bahkan kita akan kehilangan penghapan itu. Dalam ketekunan, kita berjuang dengan sungguh-sungguh. Karena hanya dengan perjuangan yang sungguh kita akan menang. Untuk itu, kita tidak perlu ragu, karena Allah adalah Allah yang setia yang akan menepati janji-Nya. “Allah bukanlah manusia yang berdusta”.2) saling memperhatikan, saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Inilah ciri kehidupan orang-orang yang telah diselamatkan. Tidak hidup untuk diri sendiri. Tapi rela me-nolong orang lain. Hidup dalam kasih dan melakukan pekerjaan baik. Hidup yang demikian adalah hidup yang bermakna yang akan menghadirkan berkat dalam hidupnya dan kehidupan sesama. 3) tidak menjauhkan diri dari pertemuan ibadah. Artinya: kita harus rajin beribadah. Dengan rajin beribadah, kita mengalami perjumpaan dengan Tuhan dengan saudara-saudara seiman. Dalam perikop bacaan disebut ada orang-orang yang membiasakan diri menjauhi perte-rnuan. Hal itu jangan kita lakukan. Didalam persekutuan yang saling memperhatikan kita dapat saIng menasihati satu dengan yang lain Mari menjalami kehidupan dengan terus berpegang pada pengha-rapan.
Source: Sabda Bina Umat