MINGGU III SESUDAH PASKAH
GB.337:1 3,5 – Berdoa
SEDIA BERKORBAN TANPA PAMRIH
Ibrani 10:14-18
“Jadi, apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban karena dosa” (ay.18)
Banyak orang Kristen kusuk berdoa, bernyanyi dan mengucapkan janji setia, “ya dengan segenap hatiku aku mau mengikut Yesus, aku mau cinta Yesus selamanya dstnya, bahkan merelakan seluruh hidupnya untuk Tuhan.” Bukan itu saja, seluruh harta kekayaannya terkadang direlakan untuk membantu pekerjaan Tuhan. Kekristenan tak pernah lepas dari pengorbanan. Melayani Tuhan berarti merelakan diri untuk berkorban, baik tenaga, waktu, perasaan, uang, dan mungkin juga nyawa. Pertanyaannya, mengapa Anda mau berkorban? Untuk apa Anda berkorban? Apakah supaya menjadi populer, dikenal oleh dunia, dan dianggap sebagai pahlawan berjasa, seperti dilakukan para pemimpin dunia masa kini?
Sebenarnya pengorbanan yang maha dahsyat adalah pengorbanan Yesus di kayu salib untuk menebus dosa manusia. Dalam perjamuan malam Yesus berkata, “…inilah darah-Ku darah perjanjian yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa” (Mat.26:28). Penulis Ibrani menjelaskan bahwa Kristus adalah Imam Besar kita untuk selamanya yang senantiasa menjadi Pengantara kita di hadapan takhta Allah (7:25). Tugas seorang imam adalah membawa korban bagi manusia kepada Allah guna penyudah dosa (menurut kultus PL), tetapi Kristus telah datang menjadi imam bukan lagi membawa korban domba, melainkan diri-Nya sendiri sebagai Anak Domba Allah yang sempurna. Untuk menggenapi janji Allah, karena Allah tidak mau manusia terus-menerus hidup dalam dosa, Allah mau menyelamatkan manusia. Bahkan Yesus berkata, Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka. Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, maka tidak perlu lagi dipersembahkan korban karena dosa (ay.17-18).
Sebagai orang yang percaya kepada-Nya, kita seharusnya tidak saja menyanyi tentang kasih Kristus dan pengorbanan-Nya, melainkan mau melayani-Nya dengan segenap hati, belajar dengan kerendahan hati, sedia mengampuni dan melupakan segala kesalahan yang dilakukan sesama, sekalipun menyakitkan, sedia berkorban tanpa pamrih, karena itulah yang Tuhan ingini untuk kita lakukan.
KJ.208 : 1,2,4
Doa : (Ya Bapa, ajar kami menyanyi tentang kasih setia-Mu melalui perbuatan kami yang memuliakan nama-Mu)
Source: Sabda Bina Umat