1 Tesalonika 2: 1 – 2
Berani Memberitakan Injil
Rasul Paulus pernah merasakan difitnah, dianiaya, dihina bahkan dipenjara karena Injil. la membagikan cerita pelayanan-nya bagi jemaat di Tesalonika agar mereka memperoleh pencerahan dan keberanian untuk terus memberitakan Injil Yesus Kristus. Hari ini mulailah membangun hubungan dengan Tuhan, lanjutkan dengan sapaan kasih bagi seisi rumah. Keluar rumah, lihat sekeliling ada banyak orang butuh doa dan perhatian kita.
Dengan tutur kata dan sikap sebagai pembawa kabar baik, kita teruskan pada masyarakat di sekitar kita. Di sini kehadiran kita menjadi kehadiran yang mencerminkan berkat Tuhan. Adakah orang lain, merasakan damai sejahtera saat kita ada di tengah masyarakat?
Jemaat Tesalonika berani memberitakan Injil dalam kesehariannya di tengah masyarakat. Rasul Paulus menembus segala tantangan agar tiba di Tesalonika untuk memberitakan injil. Kedatangannya ke Tesalonika tidak sia-sia. Pemberitaannya tentang Yesus Kristus, selaku Tuhan dan Juruselamat, tidak sia-sia. Keberanian untuk memberitakan Injil, tidak terjadi dengan sendirinya. Paulus dan rekan sepelayanannya dapat melewati penganiayaan dan penghinaan dengan pertolongan Tuhan.
Dengan mengalami pertolongan Tuhan menghadapi hinaan dan aniaya, Paulus berani memberitakan injil. Saudaraku, biarlah kita berani memberitakan Injil bukan karena kuat dan gagah kita, tetapi dengan pertolongan Tuhan.
♪ KJ. 427: 3,4
Doa: (Berilah kami kemampuan dan keberanian memberitakan Injil bagi kemuliaan nama-Mu)