KJ.85 : 1,2 – Berdoa
HIDUP BAGI KEMULIAAN TUHAN
Matius 5:13-16
“… supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga” (ay.16b)
Pak Perimbi (di Afrika) memelihara seekor anak harimau sebesar kucing. Mulanya harimau itu diberi minum air susu kambing. Ketika sudah agak besar, harimau itu tidak mau diberi makan bubur. Lalu Perimbi berburu, untuk makanan harimau tersebut. Harimau itu bertambah besar dan kuat. Ketika bermain dengan harimau, anak Perimbi jatuh. Kakinya luka dan mengeluarkan banyak darah. Haimau itu menjilat darahnya. Rupanya rasa darah segar sangat nikmat dan merangsang kebuasan harimau itu.
Akhirnya, harimau itu memangsa anak si Perimbi. Harimau itu tidak berguna, tetapi memusnahkan masa depan anaknya. Dalam bacaan malam ini, Yesus berbicara mengenai hidup sebagai garam dan terang. Garam banyak faedahnya, untuk pengawet makanan, penyedap masakan, membangkitkan tenaga, dan petani menabur garam di sekeliling tanamannya agar tidak dimakan bekicot. Demikian pula dengan terang; bersinar dalam kegelapan, sehingga segala sesuatu dapat terlihat jelas. Dalam terang orang dapat melakukan kegiatan. Tentara di zaman modern, jika perang pada malam hari menggunakan pistol bunga api ke arah posisi lawan, sehingga terlihat dengan jelas dalam terang dan mudah diserang.
Hidup sebagai garam dan terang artinya hidup ini harus berguna bagi sesama kita. Dengan kata lain, hidup menjadi berkat bagi sesama, bukan seperti harimau milik Perimbi tadi. Hidup berguna adalah hidup dalam kebaikan. Kebaikan itu harus bisa dirasakan oleh setiap orang. Kebaikan yang meniadakan konflik, kesusahan dan pertikaian karena kepentingan. Mengutamakan kepentingan orang lain menjadi berkat yang menciptakan suasana sukacita, dan suasana persaudaraan yang rukun (Maz.133). Dimanapun kita berada, hidup kita harus menjadi kemuliaan bagi nama Tuhan.
KJ. 85 : 3,4
Doa : (Tuhan, tuntunlah perilaku saya agar selalu memuliakan nama-Mu)
Source: Sabda Bina Umat