HARI MINGGU VIII SESUDAH EPIFANIA
KJ 403:1 – Berdoa
POLA HIDUP TERBERKATI
Mazmur 133:1-3
Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya. (ay 3)
Mazmur 133 ini berjudul “Nyanyian ziarah Daud” yang pada umumnya dinyanyikan pada saat umat berkumpul untuk berziarah di Yerusalem dan disusun dalam bentuk nyanyian hikmat. Hikmat yang terkandung di dalamnya ialah bahwa Tuhan memberkati umat yang hidup bersama dengan tahun atau hidup bersatu.
Mengapa? Atas dasar keyakinan dan pengalaman hidup umat, pemazmur berkata “Sungguh alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun” (ay 1). Disini kata “baik” berarti sesuai dengan kehendak/ dambaan kerinduan manusia. Hidup rukun itu adalah hidup yang dikehendaki Tuhan dan didambakan manusia, karena itu sudah seyogyanya diusahakan.
Dalam ajakan “bersatu” itu tersirat bahwa umat manusia itu satu di dalam keanekaragaman. Menolak kesatuan dan keanekaragaman umat manusia berarti menolak kenyataan manusia itu sendiri dan sekaligus pengingkaran akan Tuhan yang menciptakan manusia secara demikian. Karenanya hidup rukun (hidup bersatu) itu menuntut sikap toleransi, yaitu menerima dan mensyukuri perbedaan dan keaneka-ragaman. Keaneka-ragaman itu ada karena adanya perbedaan. Perbedaan itu seyogianya diterima, bahkan dihormati dan disyukuri, sejauh perbedaan itu tidak melagggar kehendak Tuhan dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Sejarah mencatat bahwa peradaban manusia bertumbuh-kembang ketika terjadi perjumpaan antar bangsa yang menderong terjadinya proses belajar. Kebenaran hikmat dari Mazmur 133 ini telah teruji dalam perjuangan bangsa Indonesia saat mengusir penjajah dengan semboyan: “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh!” Tetaplah bersatu bangsaku, gerejaku!”.
KJ 403:4
Doa : (Ya Tuhan, beri kami hikmat “hidup rukun” dengan sesama)
Source: Sabda Bina Umat