Minggu V Sesudah Epifania
Minggu, 4 Februari 2018
Renungan Malam
KONTRIBUSI BAGI PELAYANAN: SESUAI BERKAT TUHAN
1 Tawarikh 22:14-19
“… sekalipun dalam kesusahan aku telah menyediakan…” (ayat 14)
Pembangunan di jemaat seharusnya menjadi tanggung jawab seluruh warga jemaat. Namun, nyatanya kemampuan dan talenta para warga jemaat itu, berbeda satu dengan yang lain, demikian juga dengan para anggota keluarga. Bagaimanakah memadukan kedua kenyataan tersebut, bahwa di satu pihak membangun apapun di jemaat adalah tanggung jawab bersama, dan di lain pihak dalam hal kemampuan setiap keluarga dan tiap pribadi itu adalah unik atau berbeda antara yang satu dengan yang lain?
Pada umumnya dalam pembangunan di jemaat-jemaat GPIB warga berkontribusi menurut kerelaan masing-masing, suatu hal yang dianjurkan dalam Perjanjian Baru. tetapi perlu dibedakan antara rela dan mampu. Kerelaan itu adalah sesuai dengan keikhlasan hati, karena itu bisa jadi dipahami “semau gue”, sedangkan kemampuan itu terukur.
Bagaimanakah wujudnya berkontribusi dalam pembangunan jemaat dan keluarga sesuai dengan kerelaan hati dan kemampuan? Mencermati perikop bacaan kita malam hari ini, maka kita dapat menyimpulkan sebagai berikut. Daud adalah seorang raja. Ia pasti kaya, sehingga ia mampu membeli bahan-bahan untuk pembangunan Bait Allah yang ia niatkan untuk dibangun. Ia berdoa bagi Salomo agar ia diberi Tuhan kemampuan dan hikmat membangun Bait Allah itu. Dan ia menghimbau para pembesar agar mereka membantu Salomo.
Sebagai raja, Daud memberi banyak hal demi pembangunan Bait Allah. Selaku umat Israel, maka Daud yakin bahwa ia menjadi raja sebagai panggilan dan berkat Tuhan, karena itu, statusnya sebagai raja telah tercermin dalam kontribusinya bagi pembangunan Bait Allah. Mungkin kita bukanlah seorang raja atau pejabat atau kaya atau ahli, namun paling tidak kita pasti dapat berdoa bagi pembangunan jemaat dan keluarga kita.
Source: Sabda Bina Umat