Minggu V Sesudah Epifania
Minggu, 4 Februari 2018
Renungan Pagi
MEMBANGUN DALAM KETAATAN
1 Tawarikh 22:1-13
“Salomo… Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku…” (ayat 9-10)
Setelah raja Daud menetap di rumah yang dibangunnya, maka ia berniat membangun rumah untuk Tuhan (bait Allah). Natan mendukungnya, namun Tuhan agak keberatan tinggal di rumah yang dibangun oleh manusia. Rumah Tuhan akan dibangun, jika Tuhan menghendaki. Bukanlah Daud yang membangun, tetapi anak yang akan menjadi raja menggantikan Daud (lihat 2 Sam.7:1-17).
Pada zaman itu seorang raja dapat melakukan apa saja demi mewujudkan niatnya, sebab seorang raja diyakini bersifat ilahi. Sebab itu, semua niat raja, wajib didukung oleh rakyatnya. Walaupun Daud sanggup membangun rumah untuk Tuhan, namun ia tidak mau melakukannya dengan menuruti kata hatinya, sebab Tuhan telah berfirman kepadanya bahwa Ia tiddak berkenan kepadanya untuk melakukan hal itu, tetapi anaknya: Salomo.
Lalu, apakah yang dilakukan oleh raja Daud? Ada tiga hal yang ia lakukan, yaitu: 1)ia menyediakan bahan-bahan bangunan (mas, perak, besi, batu, dan kayu); 2)ia memanggil anaknya, Salomo, memerintahkan dia agar membangun rumah Allah di tempat yang diperintahkan sendiri oleh Tuhan; 3)ia meminta agar para pembesar dapat membantu Salomo dalam tugasnya. Demikian Daud mentaati perintah Tuhan dan ia berpearan tanpa melanggar kehendak Tuhan.
Tuhan memanggil semua orang percaya untuk melayani dan setiap orang dianugerahi karunia yang berbeda-beda satu sama lain. Karena itu, pelayanan dilakukan dengan saling bekerja sama. Pembangunan di dalam jemaat dan keluarga adalah wujud ketaatan kita kepada firman Tuhan. Hanya jika kita taat kepada Tuhan, maka kita akan menjadi sarana yang efektif membangun jemaat, keluarga, juga teruna.
Source: Sabda Bina Umat