GB.347 : 1 – Berdoa
PERTEMUAN YANG PENUH DAMAI
Kejadian 33: 1 – 11
Tetapi Esau berlari mendapatkan dia, didekapnya dia, dipeluk lehernya dan diciumnya dia, lalu bertangis-tangisanlah mereka (ay.4)
Kebencian dan dendam yang tersimpan di hati akan menjadi penghalang terbesar untuk terjadinya perdamaian. Kesalahan masa silam yang selalu diingat-ingat akan membuat kita selalu dikejar rasa bersalah sehingga takut untuk bertemu dan berdamai dengan sesama saudara. Kekerasan hati untuk memaafkan dan mengampuni orang yang besalah akan menciptakan jurang pemisah yang memutuskan hubungan persaudaraan dan kekeluargaan. Namun demikian, selalu ada cara untuk berdamai di tengah konflik atau pertikaian. Ada yang dengan syarat memberi persembahan atau ganti rugi; ada yang langsung berternu dan bersepakat untuk berdamai tanpa syarat.
Dalam bacaan malam ini, bahkan bacaan sebelumnya, terlihat jelas bahwa Yakub masih ragu dan takut untuk bertemu dengan Esau. Meskipun malalkat Allah selalu mengiringi perjalanannya (32:1-2), bahkan ia telah diberkati dengan nama baru karena menang dalam bergumul dengan Allah dan manusia (32:22-27).
Yakub tetap saja ragu dan takut. Apalagi ketika melihat Esau datang dengan empat ratus orang. Oleh karena itu, ia menyusun cara dan strategi di sepanjang perjalanannya agar mendapat kasih dan pengampunan dari Esau. Ia menyuruh hamba-hambanya berjalan mendahuluinya dengan membawa persembahan. Kemudian, ia berjalan di depan kedua budak perempuan dan anak-anak mereka; Lea dan anak-anaknya; terakhir Rahel dan Yusuf. Selagi masih jauh, Yakub sujud tujuh kali ke tanah, tanda kehambaannya kepada Esau. Hal ini yang membuat Esau berlari mendapatkan Yakub, mendekap, memeluk dan menciumnya. Keduanya larut dalam tangisan perdamaian. Yakub memperkenalkan seisi keluarganya kepada Esau dan mereka pun datang dan sujud kepada Esau.
Perdamaian terjadi ketika ada pihak yang sedia merendah; dan kedua pihak memiliki hati yang saling mengampuni dan memaafkan serta keduanya sepakat bertemu dalam kasih.
GB.347 : 2
Doa : (Tuhan, rendahkan hati kami agar dapat berdamai dengan sesama)
Source: Sabda Bina Umat