MINGGU XXIII SES. PENTAKOSTA
♪ GB. 62 : 1, 2 – Berdoa
Imamat 20 : 22 – 27
Berpegang Dan Melakukan
Iman sering didefinisikan sebagai mistik sekaligus politik. Iman akan dikatakan utuh dan holistik ketika relasi dengan Allah yang bersifat intim itu (mistik) menggerakkan orang beriman untuk keluar mengerjakan imannya (politik) dalam tindakan adil dan damai demi keutuhan ciptaan. Tindakan iman adalah tindakan mentransformasi hidup, agar semakin dekat dengan cita-cita kerajaan Allah tentang damai sejahtera.
Setelah mengajar tentang panggilan menguduskan diri dari kecemaran dunia (ay. 1-21), Musa kembali mengingatkan umat untuk “menghidupi” ketetapan dan peraturan Allah dalam hidup mereka (ay.22). Menghidupi artinya menjadikan seluruh ajaran yang diterima dari Allah masuk ke dalam kesadaran dan praktik hidup mereka. Tidak cukup tahu, tetapi umat dituntut untuk memberlakukan firman Allah, sebab mengetahui dan melakukan adalah kesatuan gerak iman yang membawa keuntungan berupa status “umat milik Allah”. Sebaliknya, jika tahu tetapi tidak melakukan, maka umat akan mendapat kutuk. Perikop ini sesungguhnya hendak memastikan bahwa kekudusan umat terletak pada perilaku yang sepadan dengan iman.
Di masa Luther hidup, teologi dan iman pada umumnya, hanya dipahami sebatas kesadaran. Orang hanya dituntut untuk tahu, sementara iman berjarak dengan kehidupan nyata. Luther berbeda. la sangat menekankan, bahwa iman itu bukan pertama-tama urusan kesadaran, melainkan melakukan kehendak Allah. Kalau semula melakukan dianggap memberi efek menerima berkat, Luther membalik pemahaman ini, bahwa berkat dan keselamatan Allah sudah diterima umat, dan sekarang mereka bersyukur melalui berbagai tindakan kebajikan.
♪ GB. 62 : 3, 4
Doa : (Mohon satukan iman kami ya Allah, di dalam relasi pribadi dan sosial yang utuh)