Minggu III Pra Paskah
Rabu, 14 Maret 2018
Renungan Malam
MENDENGAR SUARA TUHAN
Yohanes 10:11-21
“Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya” (ayat 11)
Yesus dapat kita kenal dengan bermacam-macam cara. Kita dapat memanggil-Nya sebagai Tuhan atau Mesias. Kita juga dapat menyebut-Nya sebagai Anak Daud atau Anak Manusia. “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.” (ay.11), itulah pernyataan Tuhan Yesus. Pernyataan Tuhan Yesus mengenai diri-Nya sebagai gembala yang baik mau menunjukkan bahwa penyertaan dan perlindungan-Nya kepada kawanan domba Allah (bangsa Israel) adalah sesuatu yang utuh dan teguh. Kebaikan yang sejati dari seorang gembala yang baik akan terlihat pada kemauannya dalam mengorbankan hidupnya (ay.11, 17-18).
Gambaran tentang penyertaan dan kepedulian Tuhan Yesus terhadap kawanan domba Allah atau bangsa Israel adalah melalui sosok seorang gembala yang baik. Penyertaan dan kepedulian yang total dan meneguhkan. Sifat dari gembala sejati di Israel saat itu mau menyatakan bahwa kawanan domba Allah mestilah dipelihara sebaik mungkin, bukan hanya makanan dan minumannya saja, tetapi juga keamanannya dari berbagai ancaman.
Orang Kristen sebagai kawanan domba Allah ternyata seringkali mencondongkan hati, pikiran dan telinga untuk mendengarkan suara-suara lain – yang bukan suara Tuhan – dalam menjalani hidup ini. Padahal jaminan keselamatan dari Gembala Agung, Tuhan Yesus Kristus sudah dan terus-menerus dinyatakan bagi kita. Akibatnya kita tersesat dan siap menjadi mangsa kawanan srigala. Suara lain itu antara lain adalah pikiran dan ketetapan hati sendiri yang telah terpengaruh oleh godaan dunia ini. Di saat malam semakin tinggi, mari renungkan apakah perbuatan yang telah kita lakukan di hari ini dituntun oleh suara Gembala Agung, Tuhan Yesus Kristus atau suara-suara lain yang menyesatkan kita?
Source: Sabda Bina Umat